"Aku tidak mau dijodoh-jodohkan sama kamu, karena kamu punya anak haram. Tahu tidak!"
Bulan seketika tersentak. Dia tidak menyangka kalau mendengar hal sekasar itu dari Helmi yang baru dikenalnya hari ini. Beruntung dia tadi menolak saat Maya memintanya untuk mengobrol dengan Helmi sepulang lelaki itu berolahraga pagi. Kalau tidak, mungkin ekspresi sedih, kecewa, marahnya saat ini akan kelihatan sekali di depan Maya. Tentu itu sangat tidak sopan sekali, karena Maya memperlakukannya dengan sangat baik. Mengingat bagaimana Maya menunjukkan betapa inginnya perempuan itu menjodohkannya dengan putra tertuanya, jelas sekali bahwa Maya tidak menganggapnya sama seperti apa yang saat ini Helmi katakan padanya. Meski tahu tentang masa lalunya, Maya tidak menghakiminya dan memperlakukannya seperti orang kebanyakan. Lantas, kenapa anaknya punya mulut yang tajam seperti itu?
