"Timur?" gumam Bulan tanpa sadar. Dia memperhatikan Timur yang duduk tenang sambil melipat lengannya di depan perut setelah memesan martabak manis dengan rasa yang disukai Kal juga. Keberadaan lelaki itu menjadi tanda tanya besar, sebab dia yakin seorang Timur yang sekarang sudah menjadi presiden direktur, tidak mungkin tinggal di dekat derah sini.