Bulan membuka bungkus cokelat yang sebelumnya dia dapat dari teman kantor yang baru pulang dari kampung cokelat. Setelahnya, dia menyiapkan air untuk direbus dan juga dua buah cangkir putih. Sambil menunggu air mendidih, dia menuangkan bubuk cokelat ke dalam cangkir. Untuk milik Kal, dia tambahkan sedikit gula, agar putrinya itu tidak kaget dengan rasa cokelat panas yang asli. Sebab, selama ini Kal sebetulnya belum pernah minum cokelat panas asli. Selama ini putrinya itu hanya minum cokelat kemasan yang rasanya jelas berbeda dengan bubuk cokelat asli. Begitu pun saat beli di rumah makan atau restoran kalau sedang keluar bersama Candra dan Bhumi. Lantas, setelah menuang bubuk cokelat, dia diam sejenak. Matanya terarah pada air yang belum mendidih, sementara pikirannya melayang ke mana-mana.
"Lagi bikin apa kamu?"
