Chereads / Perjuangan Cinta Dari Kutukan Ular / Chapter 6 - 6. Penderitaan Putri Sekarwati

Chapter 6 - 6. Penderitaan Putri Sekarwati

Keesokan harinya mereka pulang dengan hati gembira, karena tinggal menunggu hari saja santet sudah bekerja. Setelah sampai di istana Dewi Ambiwati dan Putri Galuh membawa oleh-oleh lagi, itulah taktik licik mereka agar tidak di ketahui orang. Dan inilah detik-detik kutukan itu berjalan, tiba-tiba Putri Sekarwati merasakan hawa panas disusul asap hijau beterbangan di sekeliling kamarnya.

"Panas...panas...tolong!," teriak Pitri Sekarwati.

"Ada apa tuan Putri, sepertinya badanmu memerah," kata mbok Sumi sang pelayan Putri.

"Badanku seperti terbakar mbok, panas mbok...!," kata Putri Sekarwati.

"Waduh...!bagaimana ini, sepertinya ada tidak beres denganmu tuan Putri," kata mbok Sumi.

"Tidak tahu mbok, panas sekali," kata Putri Sekarwati.

"Ada apa ini?," kata Prabu Kamandanu.

"Tuan Putri tiba-tiba kepanasan, hamba tidak tahu penyebabnya apa," kata mbok Sumi.

"Mbok panggilkan tabib istana," kata Prabu Kamandanu.

"Baik Prabu" kata mbok Sumi sambil keliar ruangan mencari Tabib.

Ketika di periksa tubuh Putri Sekarwati baik-baik saja, baik tekanan darah, jantung dan lain-lain semuanya baik-baik saja, tetapi kenapa tubuhnya kepanasan, itulah yang membuat bingung sang tabib.

"Prabu, hamba sudah memeriksa semua tubuh Putri Sekatwati, tidak ada penyakit yang saya temukan di tubuh sang Putri, saya juga heran kenapa sang Putri kepanasan tubuhnya?," kata tabib istana.

"Kalau begitu, besok akan kupanggilkan tabib luar sana atau paranormal di sana, apa benar jawabannya seperti yang engkau katakan?," kata Prabu Kamandanu.

"Silah kan Prabu," kata tabib istana.

Beberapa tabib di luar istana di panggil untuk memeriksa Putri Sekarwati, dan hampir jawabannya sama, tubuh Putri Sekarwati dalam keadaan sehat, tetapi kenapa bisa kepanasan, tetapi Ada Paranormal dari golongan ilmu putih mengatakan yang lain, Paranormal itu berasal dari kerajaan Semeru tempat kerajaan Pangeran Arya, Paranormal Putih itu juga terkenal akan kesaktiannya, Paranormal itu bernama Kyai Benggolo, dia juga memiliki beberapa murid di pedepokannya, salah satu murid terbaiknya adalah Sepasang Pendekar Sutera ungu, pendekar itu adalah suami istri yang tangguh.

"Sang Prabu, saya sudah memeriksa Tuan Putri Sekarwati, kesehatannya baik-baik saja," kata kiai Benggolo.

"Tapi kenapa badannya panas?," kata Prabu Kamandanu.

"Ini adalah santet kutukan yang berasal dari kekuatan Raja Buto ijo, Kutukan itu akan sirna apabila ada yang bisa membunuh Raja buto ijo itu, saya yakin pasti ada seorang dukun pengabdi Buto ijo yang mengirimkan santet ini," jawab Kyai Benggolo.

"Apa tidak ada cara lain untuk menyembuhkan putri saya kyai,"kata Prabu Kamandanu.

"Itulah satu-satunya cara, sebenarnya hamba ada murid andalan untuk bisa membunuh Raja buto ijo itu, muridku juga berambisi untuk membunuhnya, tetapi ilmunya belum mumpuni untuk menghadapi raja buto ijo itu, makanya murid saya terus berlatih agar bisa menjadi lebih sakti," kata Kyai Benggolo.

"Siapa nama muridmu itu, dan kenapa mereka ingin membunuh Raja buto ijo itu?," kata Prabu Kamandanu.

"Mereka adalah Kyai wungu dan Nyai wungu, mereka adalah sepasang suami istri, mereka di kenal sebagai Sepasang pendekar sutra ungu, karena memang karakter bajunya berwarna ungu semua, alasan mereka ingin membunuh Raja Buto ijo itu karena anak mereka di bunuh ketika masih dalam kandungan ,pembunuhan itu di lakukan oleh sepasang Dukun Gelap pemuja buto ijo, maka dari itu ketika berhasil membunuh Raja Buto ijo dan mengambil pusakanya, kekuatan Dukun gelap itu akan sirna, begitu pula dengan kutukan yang di terima tuan putri juga akan sirna "kata Kyai Benggolo.

"Jika muridmu berhasil mengalahkan buto ijo itu, akan saya kasih imbalan, dan akan aku angkat menjadi panglima di kerajaan saya, senang sekali kenal denganmu kyai," kata Prabu Kamandanu.

"Terima kasih Prabu, tapi ya itu ilmu mereka belum mumpuni untuk menghadapi Raja buto ijo itu, belum lagi di tambah hutan ilusi yang menyeramkan, karena memasuki hutan ilusi kekuasaan buto ijo di jaga oleh beberapa siluman, makanya sangat penting untuk menambah ilmu kesaktian lagi bagi pendekar sutra ungu, saya kira kurang dari satu bulan mereka sudah bisa di kirim," kata Kyai Benggolo

"Saya Percayakan kepadamu Kiai Benggolo, tapi ngomong-ngomong kenapa Dukun gelap itu tega mengambil janin pendekar Sutra ungu itu?," tanya Prabu Kamandanu.

"Mereka mengambil Janin Nyai wungu untuk di buat ritual ilmu gelap supaya ilmu hitam mereka sempurna,  itu Nyai wungu dan Kyai Wungu tidak memiliki ilmu kesaktian, jadi tidak bisa melawan Dukun gelap itu, saat itu Sepasang dukun gelap itu datang mengobrak-abrik rumah pendekar sutra ungu ,dan meminta janinnya, itulah penyebab dendamnya," kata Kyai Benggolo.

"Oh begitu, kasihan sekali sepasang pendekar sutera ungu itu, haknya sudah dirampas," kata Prabu Kamandanu.

"Iya Prabu,hal itu juga yang membuat sepasang suami istri itu bersemangat menimba ilmu di padepokan kami,untuk membalas sepasang dukun gelap itu"kata Kyai Benggolo.

"Baiklah akan saya tunggu kabar mereka," kata Prabu Kamandanu.

Hari pertama setelah Putri Sekarwati kepanasan ,hari kedua kulitnya bersisik seperti ular ,dan di hari ketiga setengah badannya berubah menjadi seekor ular, semua penduduk kerajaan Pringsewu menjadi gempar mendengar berita ini, Putri hanya menangis meratapi keadaannya, kebahagiaannya hancur berkeping-keping, Sang Prabu Kamandanu menangis melihat hal itu, Mendengar hal itu Pangeran Arya tidak tinggal diam, pangeran berusaha mencari solusi. Tetapi kebahagiaan kepada Dewi Ambiwati dan Putri Galuh, rencana yang mereka buat berhasil, artinya mahkota putri raja akan segera di dapatkan Putri Galuh dan tentu saja bisa mendapatkan hati Pangeran Arya, tetapi Apakah Pangeran Arya bisa menerima Putri Galuh menjadi pendamping hidupnya? ,karena cinta Pangeran Arya dan Putri Sekarwati begitu tulus.

"Dinda, kenapa engkau jadi seperti ini, hu...hu...hu," tangis Pangeran Arya.

"Putriku yang malang!!"kata Prabu Kamandanu.

"hu...hu...hu...hu....iya kanda ,iya Romo, inilah nasib yang menimpaku, dalam hidupku aku tidak pernah mengusik kehidupan orang, hanya kebaikan yang kutanamkan, tetapi kenapa ada manusia yang tega melakukan ini terhadapku, Apa Kanda mau menerimaku dengan keadaan seperti ini?," kata Putri Sekarwati sambil menangis.

"Dinda, aku tetap mencintaimu dalam keadaan apa pun, engkau tetap Putri Sekarwati yang seperti pertama kukenal, dan cintaku tidak akan pudar Dinda," kata Pangeran Arya.

"Terima kasih kanda, cintamu tulus, setulus cinta Romo kepada ibuku, hamba bersyukur memilikimu kanda," kata Putri Sekarwati.

"Iya Dinda...Romo, ini bukan penyakit, ini adalah kutukan, hamba akan mencari solusinya romo, maka kuperjuangkan cintaku pada Dinda Sekarwati," kata Pangeran Arya.

"Tapi, bagaimana membebaskan Putri Sekarwati dari kutukan itu? saya pernah mendapat infirmasi, kutukan itu akan sirna bila ada seseorang yang bisa membunuh Raja buto ijo, karena santet ini kiriman dari dukun gelap pemuja buto ijo," kata Prabu Kamandanu.

"Aku akan ke hutan ilusi untuk membunuhnya Romo, karena hamba sangat mencintai Putrimu Romo," kata Pangeran Arya.

"Tapi jangan buru-buru Pangeran, lebih baik engkau ke sana ditemani murid dari kiai Benggolo, dia juga ada dendam dengan dukun gelap itu, lebih baik kau pergi bersamanya, tetapi ilmu mereka belum sempurna untuk memasuki hutan ilusi kekuasaan buto ijo," kata Prabu Kamandanu.

"Nyawa pun akan kupertaruhkan untuk menyelamatkan Dinda Sekarwati, sampai ke ujung dunia pun akan ku cari, asalkan hamba dan Dinda Sekarwati bisa bersama, saya akan ke sana  sendiri, aku sudah yakin dengan kemampuanku," kata Pangeran Arya.

"Begitu tulus cintamu Pangeran, hanya restu dan doa yang bisa Romo panjatkan, semoga engkau di lancarkan," kata Prabu Kamandanu.

"Iya, doakan lancar Romo," kata Pangeran Arya.

"Hati-hati kanda," kata Putri Sekarwati.

"Iya dinda, kamu baik-baik di sini," jawab Pangeran Arya.

Bersambung.