Chereads / Yakinkan Aku Jodohmu / Chapter 5 - Chapter 5 Rahasia Pak Hilman

Chapter 5 - Chapter 5 Rahasia Pak Hilman

"Ini Pak Hilman, saya sedang ngecek barang di belakang. Bapak jam segini tumben sudah datang?" tanya Nadia dengan polosnya.

Pak Hilman hanya tersenyum tipis kemudian berjalan menuju ruang kerjanya. Ruangan dimana hanya orang-orang tertentu saja yang diperbolehkan masuk ke sana. Adalah OB yang bertugas membersihkan dan juga mengantarkan makanan ataupun minuman kesana.

Sementara itu, di depan sudah ada beberapa pelanggan yang sudah mulai datang. Nadia melihat jam di tangannya. Namun sebelum dia melayani pelanggan tersebut, ternyata Mesya yang tiba-tiba sudah dengan begitu sigapnya langsung menyapa pelanggan dengan manisnya.

"Selamat malam ... ada yang bisa kami bantu Bapak?" sapa Mesya dengan nada genitnya. Ya ... memang mungkin sudah menjadi kebiasaannya, hingga kepada siapapun logat genit itu sulit hilang darinya.

Tak lama, pelanggan lainnya pun datang. Dan kali ini seorang ibu muda yang terlihat modis dan berpenampilan layaknya seorang ibu sosialita. Dan kini, giliran Kak Rara yang langsung menyapanya.

"Selamat malam Ibu ... silahkan, ada yang bisa kami bantu?" tanya Kak Rara dengan begitu ramahnya. Transaksi pun berjalan seperti biasanya. Demikian pula dengan Nadia yang kemudian melayani pelanggan yang lainnya.

Sementara itu, Pak Hilman sebagai pemilik toko ternyata memiliki cara sendiri dalam mengawasi pekerjaan karyawan-karyawannya. Apalagi dia menyadari bahwa waktunya yang tak bisa full berada di toko komputer tersebut karena memang dia memiliki beberapa cabang yang lainnya pula. Di kantornya, sebuah layar lcd yang ada di atas meja kerjanya ternyata menampilkan hasil rekaman cctv dari beberapa lokasi kamera yang sengaja ditempatkan di lokasi yang cukup tersembunyi. Sehingga hal itu membuat tak seorang karyawannya tahu tentang keberadaan cctv tersebut. Pekerjaannya yang sudah berpuluh tahun bergelut di seputaran dunia yang berhubungan dengan IT, membuat Pak Hilman tentu saja memiliki koneksi yang cukup dengan dengan orang-orang yang bisa membantunya dalam pengamanan usaha yang digelutinya.

"Nadia, sepertinya dia karyawan yang paling bisa dipercaya," gumam Pak Hilman saat melihat cctv siang tadi saat pelanggan yang bernama Mas Antok hendak meninggalkan toko karena kecewa dan akhirnya dia berbelanja juga di Anugrah Komputer karena usaha dari Nadia.

"Rara? Mengapa jam segini baru saja tiba di toko dia?" gumam Pak Hilman merasa heran dengan ulah karyawannya tersebut. Namun karena Rara merupakan salah satu karyawan terlama dan dia sudah cukup pintar pula menarik pelanggan, kali ini tidak membuat Pak Hilman serta merta menegur dirinya.

"Mesya. Anak ini sepertinya terlalu pintar untuk mengambil hati di depan, namun di belakang dia memiliki kelakuan yang begitu berbeda," kata Pak Hilman dalam hatinya. Namun bukannya langsung menegur Mesya maupun Kak Rara, Pak Hilman hanya menggelengkan kepalanya seraya tersenyum tipis saja. Hanya satu kalimat singkat keluar dari bibir merahnya,"Tunggu saat tanggal 5 nanti kalian ya."

Tangal 5, tanggal yang selalu dinanti oleh semua karyawannya. Apalagi kalau bukan hari dimana semua karyawan menerima gaji mereka selama sebulan bekerja. Namun yang berbeda di toko komputer milik Pak Hilman ini, dia sengaja menerapkan sistem penggajian yang berbeda pada setiap karyawannnya. Dan itu semua sesuai dengan kontrak awal yang ditandatangani karyawannya sebelum mulai bekerja. Dimana gaji setiap bulan yang akan mereka terima bisa jadi tidak sama dengan karyawan lainnya dan atas pertimbangan yang hanya Pak Hilman sendiri yang mengetahuinya. Dan juga, setiap karyawan dilarang untuk sharing dengan karyawan lainnya terkait dengan gaji yang setiap bulannya mereka terima. Dan ternyata hal tersebut dinilai cukup efektif untuk menjaga kestabilan pekerjaan para karyawannya.

"Terimakasih banyak sudah berbelanja ya Pak," kata Mesya dengan begitu ramahnya saat pelanggannya sudah selesai dilayaninya. Dia pun terlihat tersenyum puas saat meihat total belanjaan yang hampir mencapai 30 juta rupiah.

"Wow ... kayaknya memang rejeki kamu Mesya. Pak Hilman pas standby, eh kamunya dapat pelanggan yang kebetulan belanja habis segitu banyaknya," kata Kak Rara yang hendak mengambilkan barang untuk ditunjukkan kepada pelanggan yang sedang dilayani olehnya.

"Xi xi xi ... yes. Kayaknya bakalan dapat poin plus ya Kak Rara. Aaamiin," sahut Mesya dengan wajah congkaknya. Sementara Kak Rara hanya manyun dan sambil berlalu meninggalkan Mesya.

"Kak Rara ... Kak Rara," gumam Mesya menggelengkan kepalanya sambil tertawa. Namun setelah itu dia kembali melayani pelanggan yang lainnya dengan rajinnya. Sementara Nadia terlihat fokus dan begitu lurus melayani pelanggan yang ada di hadapannya.

Waktu sudah hampir jam 8 malam, Pak Hilman terlihat keluar dari ruangannya dan memanggil security yang berjaga di depan sambil melambaikan tangan.

"Siap Pak," sahut security tersebut.

Pak Hilman terlihat memberikan kode dengan melihat jam di tangannya.

"Oh ya, siap laksanakan Pak," sahut security tersebut yang sudah langsung bisa membaca apa yang dimaksudkan oleh bosnya. Dia langsung menutup pintu toko dengan perlahan, seperti biasanya malam itu pelayanan sudah ditutup dan tinggal mennyelesaikan pelanggan yang masih melakukan transaksi di dalam.

Dengan wajah ramah, Pak Hilman tersenyum kepada setiap pelanggan di sana seolah sudah mengenal dekat dengan mereka semua. Ya ... sebagai seorang pengusaha profesional tentu saja hal tersebut menjadi sesuatu yang utama. Pak Hilman pun masih setia di sana hingga semua pelanggan selesai terlayani dengan baik. Bahkan ucapan terimakasih tak berhenti dia ucapkan kepada semua pelanggan yang hendak keluar.

"Terimakasih Bapak sudah berbelanja di toko kami," kata Pak Hilman dan pukul 9 lebih 15 menit, semua pelanggan sudah selesai dilayani.

"Selesai sudah," kata Kak Rara seraya meregangkan kedua tangannya.

"Kenapa Ra? Capek sekali kayaknya ya?" tanya Pak Hilman.

Dengan senyum genitnya, Kak Rara pun menjawab pertanyaan bosnya,"He ... he ... begitulah Pak."

Sementara itu tanpa berkomentar apapun, Nadia segera membereskan toko agar bisa lekas pulang ke kosan.

"Nad! Mbok ya istirahat dulu, emang nggak capek?" tanya Kak Rara di depan bosnya.

"Nanti sekalian Kak Rara, ini biar cepat kelar dikit lagi," sahut Nadia.

"Benar kata Rara Nadia. Kamu kayaknya memang sudah sangat lelah. Istirahat saja dulu meski sejenak!" suruh Pak Hilman.

Sambil tersenyum, Nadia yang memikirkan juga tugas kampus yang harus dia selesaikan sesampainya di kamar kos nanti pun menjawab,"Terimakasih Pak Hilman, tapi saya lebih baik istirahat di kosan nanti sekalian. Karena kalau istirahat di toko, nanti saya kemalaman juga ke kosan."

"Ya sudah kalau itu memang mau kamu Nadia. Nadia ada benarnya juga tuh, kalian bantu beberes biar bisa segera pulang," kata Pak Hilman yang kemudian berjalan kembali masuk ke dalam ruangan kerjanya.

Sementara Pak Hilman bertolak dari sana, Mesya menatap sinis dan berkata ke Nadia,"Nadia, kamu ini lho. Senang sekali sih cari muka di depan bos? Heran!"

*****

Bersambung di chapter selanjutnya ...