Hanifa sudah selesai belajar dengan Dewi. Tak berselang lama, ada Mas Deri penjual bakso biasanya lewat di depan toko.
"Mas! Bakso!" teriak si Dewi yang memang waktunya baginya buat makan siang.
"Woke ... siap Mbak!" sahut Mas Deri dengan senang hati. Dia pun berhenti dan langsung membuatkan pesanan sesuai dengan kebiasaan Dewi.
"Hanifa, kamu sekalian nggak?" tanya Mbak Dewi.
"Huft ... cocok sih Mbak kayaknya. Tapi ... aku tuh barusan makan he dari rumah. Gimana ya?" sahut Hanifa yang merasa galau.
"Udah ... makan saja Fa!" sahut Mas Huda yang ternyata nguping di dalam.
"Tuh ... mau ditraktir sama Mas Huda kok. Sayang tahu kalau nggak diambil. Rejeki jangan ditolak. He ...he," sahut Mbak Dewi.
Hanifa mengelus perutnya sekaligus tampak mengulum air liurnya.
"Emm ... ya udah deh, nggak apa-apa," sahut Hanifa yang akhirnya tergoda juga.
"Mas Huda sekalian?" tanya Dewi.
"Aku nggak usah!" sahut Mas Huda.