Ryan akhirnya mempersiapan ruangan untuk penghormatan terakhir ayah dari Sisi Blue itu dengan sangat detail dan rapi hingga di malam hari peti mati pria paruh baya itu tiba di ruangan yang sudah dia pesan.
"Dia terlihat sangat tampan." Ryan nampak tersenyum melihat jasad Tuan Blue yang sudah mengenakan jas hitam rapi dengan beberapa bunga kecil di sekelilingnya.
"Sekarang dia siap untuk menerima tamunya!" bisik Ryan sebelum satu persatu tamu datang untuk melayat.
"Pria yang malang! Karena putrinya dia jadi begini!" bisik beberapa orang tamu yang datang dan memberi pernghoramatan terkhir untuk Tuan Blue.
"Aku mohon jangan kau berkata begitu, itu akan membuat keluarganya jadi sedih mendengar perkataanmu itu." pinta ryan dengan penuh harap kepada setiap tamu yang mengatakan hal menyedihkan itu di depan tubuh kaku Tuan Blue yang bahkan baru saja di masukkan ke dalam peti matinya.
Meski sebagian dari mereka mau mengerti perasaan Keluarga Blue, tapi semua mulut tak dapat dibungkam.