Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

The Magic Place: The Fighter

🇮🇩Zegrhes
--
chs / week
--
NOT RATINGS
2.7k
Views
Synopsis
Zetta hanyalah seseorang yang ingin menjadi pahlawan sejak kecil. Suatu ketika, seorang gadis di sekolahnya menawarkannya untuk masuk ke sebuah organisasi penyihir. Sebuah penderitaan, kesengsaraan, kesedihan dan berbagai hal buruk terjadi di dunia yang tak ia ketahui, membuatnya merasa inilah tempat yang ia harapkan menjadi nyata. Membuatnya bertarung melawan seseorang yang menguasai dunia di balik layar, kekuatan yang dahsyat, dan sebuah hasrat. Akankah tujuannya untuk menjadi seorang pahlawan terpenuhi? atau ia harus gagal dalam perjalanannya untuk mimpinya tersebut?
VIEW MORE

Chapter 1 - Aku mengundangmu

Sekolah yang sunyi, sepi tanpa satu pun manusia di dalamnya, pukul 05.45 pagi. Sekolah yang kosong dan dalam keadaan sepi.

Namun Zetta sudah berada di sekolahnya, di ruang kelasnya berdiam diri, menempelkan wajahnya pada meja dan memejamkan mata.

Rasa malas selalu menyelimuti dirinya, walau ia memang bermimpi untuk menjadi seorang pahlawan, ia tak bisa menyingkirkan rasa malasnya yang berlebihan.

Entah kenapa, sebuah film tentang pahlawan selalu menarik baginya, dan itulah hal yang membuat dirinya berkeinginan untuk menjadi pahlawan.

Selain rasa malasnya, ada satu hal lagi yang menghalangi dirinya untuk menjadi seorang pahlawan. Kekuatan super itu tidak ada.

Benar, tak ada yang namanya pahlawan super, kekuatan super hanyalah fiksi yang dibuat oleh seseorang untuk memenuhi hasrat dan khayalan orang lain dengan sebuah gambar atau tulisan.

Selagi wajahnya menempel pada meja, pintu kelasnya terbuka secara tiba-tiba. Ia mengangkat wajahnya dan melihat seorang gadis berambut hitam dengan mata merah darah namun dengan tatapan mata yang sayu.

Gadis itu mendekat padanya, menatap dirinya dengan penuh senyuman yang lembut, mencurigakan namun perasaan nyaman lebih mendominasi.

"Selamat pagi, kau kenal aku bukan?" Ia tersenyum sembari menunjuk dirinya sendiri di hadapan Zetta.

Zetta menaikkan salah satu alisnya, merasa bahwa gadis di hadapannya ini akan melakukan suatu hal yang aneh.

"Elia Jan, seorang siswi berprestasi sekaligus gadis paling santik di sekolah. Dan jua Ketua kelasku, Tentu saja aku mengenalmu." Pertanyaan bodoh dan menyebalkan, menurut Zetta, gadis itu hanya berbasa-basi saja untuk tujuan yang tentunya tak ia ketahui.

"Ahaha, baiklah. Keinginanku ke tempat ini hanya satu, yaitu mengundangmu ke organisasi penyihir."

Zetta mau tak mau segera menatap mata Elia, apa yang didengarnya sangat aneh untuk diualcapkan oleh primadona sekolahnya itu.

Entah kenapa, itu lebih terdengar seperti sebuah ejekan daripada sebuah ajakan bergabung, seperti Elia mengetahui keinginan konyolnya untuk menjadi seorang pahlawan.

Suasana hening sesaat, Zetta ragu untuk sekedar berbicara untuk saat ini.

Namun ia segera memberanikan diri untuk bicara. "Berhentilah mengejek-"

Ia belum selesai berbicara, namun rambutnya segera terpotong dalam jumlah yang sangat sedikit.

matanya melihat sebuah pedang yang terbuat dari listrik memotong rambutnya itu, pedang tersebut berada di tangan Elia, dengan jelas ia tahu bahwa yang mengayunkan pedang tersebut.

rambut-rambutnya yang telah terpotong, tiba-tiba saja tertarik menuju telapak tangan Elia, seperti pusaran, rambut-rambut itu berputar di telapak tangannya.

Sebuah cahaya merah perlahan menyala dalam pusaran yang dapat diidentifikasi sebagai pusaran angin tersebut, lalu cahaya merah yang berupa api itu membakar rambutnya.

Zetta terpana, apa itu? kekuatan super? sihir? supernatural? atau sesuatu yang lain? pertanyaan tentang itu menyelimuti dirinya selama beberapa saat.

"Kau penasaran bukan? jika iya, mari bertemu di gerbang depan sekolah. Tak perlu tempat rahasia, kita akan membicarakan hal tentang ini di mobilku."

Ia tersenyum lalu kembali menuju tempat duduknya, tak lama kemudian seorang datang hingga setelah beberapa saat, akhirnya pelajaran sekolah dimulai.

Dan dari pelajaran bermulai hingga jam pelajaran berakhir, ia sama sekali tak bisa fokus setelah kejadian mengejutkan tersebut.

Hingga sekolah selesai, ia masih belum bertatap muka sama sekali dengan Elia, namun mengingat apa yang dikatakan oleh gadis tersebut, ia segera keluar dari kelas dan pergi menuju gerbang depan tepat setelah sekolah selesai.

Dan sepertinya, Elia tetap saja sampai lebih dulu daripada dirinya, tapi mengingat ia memiliki sihir, itu sama sekali tak aneh.

Sebuah mobil mewah pun terlihat di depan pintu gerbang itu. Elia menarik tangannya menuju mobilnya.

Seorang pelayan keluar dari mobil tersebut, lalu membukakan pintu untuk mereka berdua. "Silahkan naik nona, dan sepertinya anda adalah teman nona, silahkan masuk."

Pelayan yang ramah, pandangan pertama dari Zetta untuk pelayan itu. "Hah, baiklah."

***

Suasana cukup tegang, namun ia masih dapat mengatasi hal tersebut. Ia duduk di dekat pintu, sedangkan di sebelahnya adalah Elia untuk memudahkan mereka berbicara.

"Jadi, apa yang ingin kau tanyakan? kau bisa bertanya dengan bebas, lagipula akulah yang mengundangmu," ucap Elia sembari menawarkan sebuah minuman pada Zetta.

Zetta tanpa berbasa-basi segera melontarkan pertanyaan. "Apa alasanmu mengundangku? dan mengundangku untuk apa?"

Elia tertawa pelan. "Untuk yang pertama, karena kau memiliki energi sihir yang besar." Ia menatap Zetta dengan tatapan yang kosong.

Zetta terkejut dengan perkataan Elia tentang ia memiliki energi sihir, dan tatapan kosong yang diberikan oleh Elia itu seperti bukan dirinya.

Namun pada akhirnya, segalanya tak lagi menjadi begitu mengejutkan baginya, sihir, organisasi misterius, kekuatan super, semuanya menjadi hal yang biasa dalam sekejap.

"Lalu, untuk pertanyaan yang kedua, aku tentu saja mengundangmu menuju The Magic Place. Organisasi sihir yang diketuai oleh penyihir peringkat 3 di dunia, Afro Red."

Penjelasan tersebut membuat Zetta setidaknya mengerti beberapa hal tentang dunia yang akan ia masuki ketika telah sampai di organisasi tersebut.

Namun ada satu yang membuat ia sedikit waspada, ia masih tak tahu kepribadian organisasi yang Elia sebutkan ini, mereka penjahat? atau pahlawan?

Ia sama sekali tak bisa berbicara tentang hal itu.

"Jika kau merasa takut untuk masuk organisasi yang jahat, tenang saja, sejak ketua kami mendirikan organisasi ini, ia selalu ingin menjadi seorang pahlawan, tak berbeda jauh dari dirimu." Elia bicara dengan nada datar seolah mengetahui isi pikiran Zetta.

Kali ini Zetta benar-benar tak terkejut sama sekali, ia sudah terbiasa sepenuhnya tentang hal-hal aneh hanya dalam beberapa menit. "Kau bisa membaca pikiranku?"

"Secara teknis, bisa disebut begitu. Tapi tak sepenuhnya seperti itu."

"Dingin sekali. Tapi kau belum menjelaskan padaku tentang mekanisme sihir yang ada di dunia ini." Ia baru saja menyadari hal itu, mungkin saja sihir yang ada di dunia ini memiliki mekanisme yang sangat berbeda dari hal-hal yang ia ketahui.

"Tidak, kau santai saja, sihir yang ada di dunia ini tak jauh berbeda dengan hal-hal yang kau ketahui selama ini, namun itu mungkin sedikit lebih sulit dari yang kau bayangkan.... walau kau seseorang yang sangat berbakat." Mobil berhenti setelah ia mengatakan hal tersebut.

Itu semakin jelas bahwa ia dapat membaca pikirannya, namun ya sudahlah, sepertinya mereka sudah sampai.

Sang pelayan segera membukakan pintu untuk nona nya, setelah Elia keluar, Zetta juga keluar melewati pintu itu karena masih dibuka oleh sang pelayan. sungguh pelayan yang baik.

Ia segera sadar, sepertinya ia diperlakukan sebagai tamu istimewa saat ini. Ia harus menampilkan lesan yang baik.

"Rileks saja, dan selamat datang di The Magic Place, aku mengundangmu."