Keduanya hanya menampilkan wajah bingung yang sedikit bodoh ketika mendengar sebuah misi rahasia dari Pria tua itu.
Melihat ekspresi keduanya, Ezekiel, pria tua itu terkekeh, setelah 100 tahun, ia akhirnya dapat menemukan dua orang yang memiliki kecocokan yang tinggi dengan ciri-ciri ramalan.
"Tunggu sebentar, apa maksud anda dengan misi rahasia ini?" Elia merasa seperti ada yang aneh. Pasalnya, untuk melakukan pekerjaan rahasia, ia memiliki banyak bawahan tingkat tinggi untuk itu, lagipula, ia adalah ketua dari divisi 10 TMP, hanya dengan beberapa kata, ia dapat menyuruh bawahannya itu.
Dan juga, entah kenapa Elia tak pernah bisa melihat kedalam pikiran Esekiel, hal yang sama ketika ia mencoba memasuki pikiran Afro Red. Seperti ada sebuah energi kuat yang menghadang kekuatan pikirannya.
"Misi rahasia? apakah nanti aku dapat menjadi pahlawan? atau seorang agen rahasia?" Itu pertanyaan yang polos dari Zetta berhasil membuat Ezekiel dan Elia menahan tawanya.
Disaat situasi yang cukup serius, ia masih bisa menanyakan pertanyaan lucu seperti itu, sungguh dapat diapresiasi.
Melihat yang lain menahan tawa, Ia sadar sepertinya sedang bertanya hal seperti ini disaat yang tidak tepat. Ia pun segera tertawa canggung untuk membuat suasana segera kembali.
"Hah, ya sudahlah. Misi yang aku berikan mungkin tidak berbahaya, namun jika terjadi sebuah kondisi, kalian bisa mati dalam sekejap." Ia berkata dengan nada dingin, membuat Elia dan Zetta merasa sedikit terancam hanya karena auranya.
Namun keduanya mengangguk, mereka mengerti makna tersirat di dalamnya, ia memaksa mereka berdua untuk mengikuti misi rahasia tersebut.
Melihat dua anggukan setuju, Ezekiel segera memasang senyum lebar. "Maaf, bukannya aku memaksa kalian, tapi kalian berdua harus mengikuti hal ini, karena kalian sepaket dalam masalah ini."
Keduanya pun kembali bingung dengan pernyataan tersebut, ia mengatakan mereka berdua sepaket. Mereka segera sadar sepaket yang dimaksud adalah pasangan.
wajah Zetta memerah, namun wajah Elia tak berubah, tetap sama dengan matanya yang kosong.
"Namun tenang saja, aku tahu kalian pasti pasti tak akan menolaknya, berhubungan dengan keinginan balas dendam Elia, dan juga berhubungan dengan keinginan Zetta untuk menjadi seorang pahlawan." Wajahnya saat ini tersenyum lembut, seolah bernostalgia akan sebuah keindahan di masa lalunya.
Zetta melihat sekilas ekspresi Elia yang sedikit berbeda. Sebuah ekspresi marah yang tersinggung, sepertinya Ezekiel sengaja menyinggung tentang sesuatu yang berhubungan dengan balas dendam tersebut.
Ia ingin mengetahui hal tersebut, jujur saja, namun itu bukan ranahnya untuk mengetahui balas dendamnya.
Namun matanya melebar, ia kembali berpikir, jika misi ini berkaitan dengan dirinya sendiri dan juga Elia, secara otomatis, ia akan masuk dalam keinginan balas dendamnya.
Itu pasti akan cukup merepotkan, apalagi jika musuh yang harus ia hadapi adalah orang yang cukup kuat. Mengingat peringkat penyihir yang sering dibicarakan oleh mereka, bisa saja orang yang harus ia lawan adalah salah satu yang terkuat. Jika benar, itu akan menjadi skenario terburuk.
"Sebenarnya, apa yang kau ketahui tentang malam itu?" Kening Elia mengkerut, matanya menatap tajam pada wajah pria tua itu dan berbicara dengan sebuah nada ancaman.
Ezekiel menghela napas, terlihat cukup sulit untuk berbicara. "Aku tahu semuanya, waktu kejadiannya, tempat, bahkan siapa pelaku itu, lagipula, apakah kau lupa kalau aku yang menyelamatkanmu saat itu?"
Matanya melebar mengetahui sebuah fakta tentang masa lalu, ia mencoba untuk mengingat kembali kejadian di malam itu.
Ia mulai mengingatnya, ada seorang pria tua berjubah putih yang menutupi wajah kecuali bagian matanya menggendongnya menuju Afro Red yang juga mendatangi tempat itu.
"Jadi, orang itu adalah anda?" Suara dan ekspresinya mulai melunak diganti dengan mata yang penuh rasa Terima kasih.
"Yah, memang, Walau sebenarnya sejak pertama kali aku menyelamatkanmu, pikiranku hanya tertuju pada satu hal, yaitu memanfaatkan dirimu untuk misi ini, misi pewarisan dari sebuah legenda." Ia kembali mengenal napas terlihat lelah dengan suatu hal. "Akan aku ceritakan detail tentang hal ini."
***
Setelah lebih dari 30 menit, Ezekiel menghentikan ceritanya, pun tentang misi itu, Zetta sudah mendapatkan beberapa gambaran dan sebuah pengetahuan tentang cerita itu.
Draz, seorang penyihir yang terkenal karena kekuatan fisiknya, dan juga Izel yang merupakan salah satu dari 3 penyihir terkuat bersama dengan Draz dan juga Demonio.
Seperti biasa, sebuah cerita klise dimana cinta segitiga terjadi antara tiga sekawan, dimana 2 orang pria yang saling berebut seorang gadis cantik, inilah yang terjadi di cerita legenda itu.
Cerita yang membosankan dan tidak menarik bagi Zetta, setelah membaca banyak cerita fiksi, ini adalah cerita yang buruk untuk didengarkan, namun ini adalah sebuah sejarah sekaligus sebuah misteri, membuat cerita buruk ini tak terdengar begitu buruk.
Seperti biasa, cerita konflik terjadi dengan seseorang yang berwatak jahat, yaitu Demonio yang mencintai seorang gadis yaitu Izel, namun Izel mencintai sahabat Demonio yang bernama Draz.
Karena merasa harga dirinya diinjak-injak oleh sahabatnya sendiri, ia menyerangnya dengan brutal, namun akhirnya Demonio kalah karena ia lemah.
Menurut pemaparan Ezekiel, Demonio saat itu tidaklah lemah, bahkan mungkin saja lebih kuat dari Afro Red yang menjadi peringkat 3 dunia saat ini.
Lalu, cerita selanjutnya adalah ketika Demonio kembali dan menantang Izel dan Dras sekaligus. Setelah ia dikalahkan oleh Draz, sepertinya kepribadiannya banyak berubah dan hanya ingin bertarung dan menghancurkan sesuatu.
Dan dunia saat itu sudah mengalami banyak kehancuran hanya karena Demonio yang memporak-porandakan dunia sendirian.
Mereka bertarung dua lawan satu, tapi Draz dan Izel kalah dan mati dalam pertempuran. beruntungnya mereka cukup melukai Demonio dengan parah hingga Ia baru saja muncul setelah hampir seribu tahun menghilang.
Dan Ia dapat memuncaki peringkat 1 hanya dalam waktu 3 tahun setelah kembalinya Ia ke khalayak umum.
Dan menurut cerita Ezekiel, ada sebuah petunjuk tentang kekuatan Izel dan Draz yang dapat diambil menggunakan sistem pewarisan dan inkarnasi.
Dan itulah ceritanya, Zetta tidak tahu darimana Ezekiel mengetahui cerita itu dengan cukup lengkap, namun jika cerita itu asli, seharusnya itu sudah cukup.
Melihat ekspresi Elia yang serius, bisa dipastikan bahwa cerita itu kemungkinan besar benar. Hanya saja, ada beberapa hal yang Ia khawatirkan di dalam hati kecilnya.
Sebuah tangan menarik bagian kecil bajunya, Ia berbalik, Melihat Elia dengan tatapan yang saat ini memiliki sebuah api semangat yang berkobar.
"Maukah kau membantuku mendapatkan hal itu?" Elia berkata dengan nada tegas, kali ini matanya tidak lagi kosong, hanya karena sebuah dendam yang dekat dengannya, ia bisa berubah secepat itu.
"Entahlah, bukankah jika kita mendapatkan kekuatan itu, kita akan menjadi pasangan karena mendapatkan warisan ganda dari Draz dan Izel?"
Tentunya Zetta tidak keberatan dengan hal itu, hanya saja, bagaimana dengan Elia? sebuah hubungan yang berawal dari keterpaksaan itu tidak baik bukan?
"Aku... Entahlah." Elia hanya menghela napas lalu pergi meninggalkan Zetta sendirian di tempat itu.