"Eungh ...."
"Kirana!"
Belum sempat Kirana dapat menyesuaikan intensitas cahaya yang masuk ke retina matanya, suara petikan penuh akan kekhawatiran itu lantas bisa ia tangkap dengan jelas melalui indra pendengarannya.
Walaupun kepalanya terasa begitu pening dan berat, Kirana berusaha untuk mengedarkan pandangannya ke sekitar.
"Kirana, apa kau baik-baik, saja?"
Belum sempat Kirana menjelajahi seluruh ruangan bernuansa serba putih dengan aroma antiseptik semerbak itu, tubuhnya telah dipeluk dengan erat.
"Di-dimana aku?"
Kirana terlihat ragu untuk sekedar menebak di manakah saat ini ia berada karena pandangannya terlihat samar-samar mengabur.
"Kau di UkS."
Dalam hitungan detik, semua ingatan mengenai kejadian yang terjadi di tengah lapangan hingga akhirnya Kirana jatuh pingsan mulai terlintas dan berputar secara acak di ingatan Kirana.