30. Tak Lagi Ada
Setelah mendapat telepon tadi Selena hanya menangis di kamarnya. Dia benar-benar tidak menyangka kalau papanya akan tega berbuat sampai sejauh ini. Padahal selama ini Selena sudah berusaha agar selalu menjadi anak kebanggaan papanya, dia bahkan sering menghabiskan waktunya untuk belajar berharap kalau papanya akan bangga dengan prestasinya, tapi ternyata hal itu tidak terjadi.
Selama ini dia kerap kali mendapat pujian dari banyak orang karena setiap tahun pasti menyumbangkan piala untuk sekolah dan untuk dirinya sendiri. Tapi ternyata Atma tidak perduli dengan semua itu.
Selena benar-benar sadar kalau kehadirannya di keluarga ini sudah tidak ada lagi artinya. Bahkan untuk berharap papanya menanyakan kabar itu sudah seperti mimpi untuknya.
Figuran foto kecil yang terpasang di atas meja itu menjadi bahan pelampiasan emosinya. Foto disaat masa kecilnya bersama bunda dan papanya sekarang sudah hancur berkeping-keping, mungkin seperti itu keadaan hatinya sekarang.