Chereads / Cinta Setelah Menikah / Chapter 5 - Bab 4

Chapter 5 - Bab 4

"Tuan Muda. Tolong jangan kurang ajar dengan saya." Rissa mendorong tubuh Duke menjauh darinya. Rissa segera mengusap bibirnya dengan punggung tangannya.

"Maaf, saya belum sah menikah dengan anda. Tolong jangan sentuh saya." kata Rissa. Dia memutar matanya sedikit sinis dan malas harus berhadapan dengan laki-laki mesum. Lagian, salah dia juga tadi menggodanya lebih dulu.

Duke hanya diam, dia tersenyum tipis. Melihat gadis di depannya sedikit kesal dengannya. Membuat aura kecantikan wanita itu terpancar. Entah, gimana bisa dia dapat pengganti lebih cantik. Bahkan, sebelumnya Duke juta tidak pernah tahu jika Rissa adalah adik wanita yang dia sukai. Duke hanya diam, memandangi wajah cantik Rissa. Kedua matanya seakan enggan untuk berpaling. 

"Tuan muda, tolong! Jangan sentuh saya. Saya belum berpengalaman. Lebih baik urungkan niat tuan muda untuk menodaiku Aku masih sangat polos." Rissa menyatukan kedua tangannya. Dengan ujung jari di keningnya. Kepala menunduk. Dia terus memohon pada Duke.

Wajah Duke yang semula terlihat sangat dingin dan datar. Mulai menarik sudut bibirnya. Dia terlihat tersenyum meski samar-samar. "Om..." panggil Rissa, mengangkat kepalanya. Duke mengerutkan keningnya bingung. Dia melebarkan matanya. Mendekatkan wajahnya lebih dekat. Hanya berjarak dua telunjuk tangannya.

"Eh... Salah maksud aku om.. Eh.. Bukan tuan muda." ucap Rissa, Menarik dua sudut bibirnya selebar mungkin. Membuat kedua matanya menyipit.

"Dasar gadis aneh!" Duke mendiring kening Rissa dengan telunjuk tangannya.

Rissa memincingkan matanya bingung. "Aneh? Memangnya aku aneh gimana?" tanya Rissa heran.

"Kamu yang menggodaku duluan. Kenapa kamu merasa di nodai." Tanya Duke, Menarik kedua alisnya bersamaan.

Wajah Duke kembali dingin. Dia duduk melipat kedua tangannya di atas dadanya. Pandangan matanya mengawasi setiap gerak gerik tubuh Rissa yang mulai salah tingkah di buatnya.

Rissa menggaruk kepala belakangnya. Dia meringis, memutar matanya Mencoba untuk mencari alasan. "Emm.. Maaf, saya menggoda anda gimana?" Rissa mengerjakan matanya. Dia mendekatkan wajahnya. Dengan tubuh sedikit condong kedepan.

"Apa perlu aku beri tahu kamu. Gimana caranya menggoda yang baik?" Duke mendekatkan wajahnya. Kedua nata mereka saling tertuju dalam diam. Rissa menelan ludahnya susah payah. Saat melihat wajah tampan di depannya. Dia tak mau menyia-nyiakan setiap ukiran wajah tampan Duke. Saat dia menelan ludahnya. Terasa begitu menggoda.

"Enggak! Lupakan saja. Maaf soal tadi." Rissa memalingkan wajahnya.

Duke bangkit dari duduknya. Dia meraih pergelangan tangan kiri Rissa. Menariknya bangkit dari duduknya.

Rissa menggerakkan kepalanya pelan. Dia memincingkan salah satu matanya. "Kamu mau bawa aku kemana?" tanya Rissa.

"Kamu mau tidur atau gak?" tanya Duke datar.

Rissa mengerutkan keningnya dalam-dalam. Hingga garis halus terukir di keningnya. " Iya aku mau!" Dia memainkan bibirnya, menarik sudut bibirnya. Menarik bibirnya masuk ke dalam sela-sela giginya.

"Eh.. Bentar, tidur?" tanya Rissa lagi memastikan.

"Aku tidur dimana?" lanjutnya. Rissa mengerjapkan kedua matanya bingung.

Duke tersenyum simpul. Dia duduk mendekati Rissa. Sembari berbisik pelan padanya. "Terserah kamu saja, tidur dimana. Mau tidur denganku juga tidak masalah." hembusan napas Duke terasa di lehernya. Membuat Rissa tertegun. Kedua matanya melebar sempurna.

Detak jantung Rissa mulai tak beraturan. Wajahnya perlahan memerah. Saat ujung hidung mancung Duke menyentuh lehernya.

Sialan! Tubuhku terasa kaku. Apa yang di lakukan olehnya. Apa dia sengaja mau menggodaku? Astaga... Ya Tuhan, bebaskan aku dari manusia mesum ini.

"Kenapa kamu diam? Pernikahan akan di lakukan beberapa hari lagi. Sesuai dengan Apa yang di katakan orang tua kamu. Mau tidak mau, kita harus bersama." wajah Cuek kembali datar. Dia melirik sekilas wajah Rissa dari samping terlihat snagat cantik.

"Kamu sama saja seperti kakak kamu." kata Duke.

"Tidak!" tegas Rissa.

"Oke, sekarang. Lebih baik kamu tidur." Suka bangkit dari duduknya. Rissa seketika menghela napasnya lega. Dia meraih pergelangan tangan Duke.

"Ada apa?" tanya Duke, tanpa menoleh ke belakang. "Apa kamu sekarang mau berniat tidur denganku?" goda Duke.

Rossa memincingakn matanya aneh. "Enak saja, siapa juga yang mau tidur denganmu." Rissa beranjak berdiri perlahan.

"Bukanya tadi kamu menggodaku." Duke membalikkan badannya. Kedua mata itu menatap lekat mata Rissa.

"Siapa juga yang menggodaku. Tadi, hanya tes kamu saja. Kamu laki-laki mesum atau tidak." gerutu Rissa panjang lebar. Tanpa jeda. "Eh, ternyata dugaanku jelas. Jika memang kamu laki-laki mesum." lanjut Rissa.

"Kamu calon istriku. Terserah aku mau apakan kamu. Meski aku harus melakukan malam pertama sekarang denganmu." kata Duke mendekatkan wajahnya. Tatapan mesum Duke membaut Rissa bergidik ngeri. Dia melangkah mundur menjauh dari Duke.

"Jangan macam-macam denganku." pekik Rissa.

"Tenang saja, aku akan melakukannya dengan baik. Tanpa rasa sakit." Duke mengusap ujung kepala Rissa sangat lembut. Kesekian kalinya wajah Rissa memerah. Sentuhan lembut jemari tangannya, membuat hatinya perlahan luluh.

Duke menarik tangannya. Dia tersenyum samar. Lalu, melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Rissa.

Rissa menghela napas beratnya. Dia memegang dadanya. Akhirnya dia bisa bernapas lega kali ini.

"Astaga... Apa yang aku rasakan tadi. Kenapa dengan hatiku? Kenapa tiba-tiba hatiku merasa aneh saat dia menyentuhku. Apa aku sedang tidak baik-baik saja sekarang." Rissa menelan ludahnya berkali-kali melegakan tenggorokannya.

"Tidak! Tidak, aku tidak boleh sampai suka dengannya. Tidak boleh!" geram Rossa. Dia menggelengkan kepalanya berkali-kali.

"Rissa, kamu harus sadar. Jangan sampai kamu suka dengannya. Ini hanya pernikahan untuk balas budi sana. Jangan sampai kamu terlena dengan ketampanannya, apalagi sentuhanya." gerutu Rossa tiada hentinya. Diantisak berhenti terus mengomel pada dirinya sendiri. Apalagi saat dia bertemu dengan Duka pertama kali. Dirinya seperi wanita gila yang baru saja bertemu dengan seorang laki-laki. Bahkan dirinya sedikit berani berhadapan dengan Duke.

Rissa meraih satu gelas minuman di depannya. Dia meneguknya perlahan. Hingga habis tak tersisa. Setelah habis, dan hatinya sedikit lega. Risaa meletakkan lagi gelas kosong itu di atas meja.

"Mau sampai kapan kamu disitu?" tanya Duke, yang sudha berjalan jauh beberapa meter darinya.

Rissa tertegun sejenak. Dia mengerjaokan kedua matanya berkali-kali.

Ternyata dia belum jauh dariku. Rossa menutup bibirnya. Kedua matanya membulat sempurna.

Jadi, dia tadi mendengar semua yang aku katakan? Apa dia mendengar saat aku gugup? Rissa mengerutkan wajahnya malu.

"Heh.. Cepat kemari" pinta Duel jutek.

"Iya.." Rissa, Dia memalingkan wajahnya. Agar Duke tak bisa melihatnya.

"Kenapa kamu menatap ke belakang?" tanya Duke. Dia memegang ujung kepala Rissa, memutarnya menghadap ke arahnya.

"Kalau jalan hadap kedepan. Jangan ke belakang." Duka menyentuh dagu Rissa. Kesekian kalinya Rissa tampak sangat gugup. Napasnya berantakan, dia tak berani menatap kedua mata Duke yang meningkat di depannya. Perlahan semakin dekat dan dekat. Hembusan napas mereka saling beradu satu sama lain. Rissa, memejamkan matanya. Dia takut laki-laki itu tiba-tiba memberikan kecupan padanya.