Ucapan Nalendra semakin membuat Tea tersadar, bahwa yang dilakukannya beberapa saat lalu akan membawanya terjerumus dalam dosa besar yang tidak akan mudah dihapus.
"Aku hanya berharap, kejadian ini tidak terulang di kemudian hari karena saat itu terjadi aku tidak akan bisa menolongmu seperti tadi."
Kalimat terakhirnya mendapat anggukan cepat dari Tea. "Aku berjanji, tidak akan mengulangi hal bodoh seperti tadi. Tuan bisa pegang janjiku ini."
Nalendra pun tersenyum lembut dan memilih untuk tidak menanggapinya lebih lanjut. Sebaliknya, dia mengajak bicara Tea tentang hal-hal kecil. Seperti kesehariannya seperti apa dan lain-lainnya.
Dari sanalah tercipta suasana yang semula canggung, perlahan-lahan mulai mencair. Fatma pun datang, lalu membaur, menyesuaikan pembicaraan yang sedang dibahas kedua insan tersebut.