"Mungkin itu hanya imajinasimu saja, Rio. Sesungguhnya itu tidaklah benar-bemar ada… Kau sebaiknya diam, atau kau akan membuat masalah yang lebih besar lagi," nasihat dirinya.
Rio sebaiknya memberi pesan sendiri pada jiwa seperti sekarang ini, jika kalau tidak kemungkinan dia bisa tidak waras.
Rio meraih lagi alat tulisnya, dan mulai mencatat materi kembali. Tapi sebelum lanjut Ponselnya tiba-tiba saja berdering.
"Siapa yang mengirim pesan padaku," serunya sesaat ponselnya berdering.
Entah dari siapa itu, yang jelas itu adalah sebuah pesan singkat saja. Rio membukanya dan membaca apa yang tertulis di sana.
"Rio. Saat jam istirahat nanti kita bertemu di ruang dansa. Aku akan menunggumu di sana, dan mari kita bicarakan tentang Kontes Tari itu di ruang dansa. Ludra."
Ternyata pesan itu dikirim oleh Ludra. Sesudah membacanya, Rio memandang Ludra yang duduk di depan sana.