Akhirnya Rio mau menjabat tangan Nico. Biarpun masih terselip rasa ragu, tetapi Rio mencoba untuk menerima Nico dengan lapang dada. Keduanya berpelukan, setelah itu Ludra ikut memeluk. Dia yang sejak tadi memerhatikan Rio dan Nico, tentu tidak akan melewatkan kesempatan tersebut karena tentunya dia yang meminta Nico untuk berdai dengan Ludra.
Di sisi berbeda, Lay yang sejak tadi memilih diam di tempat duduknya, tampak terlihat gusar. Raut wajahnya dipenuhi kerutan, yang membuatnya terlihat lebih tua beberapa tahun. Ada banyak hal yang membuat Lay tidak tenang, terutama kedekatan Rio dengan Ludra.
"Ini adalah ketenangan sebelum datangnya badai," batin Lay, sambil terus melihat Rio yang tersenyum sumringah.
Rio tampak bahagia bersama Ludra dan Nico. Bahkan dia lupa, akan keberadaan Lay yang sejak tadi tidak disadarinya. Rio terlena dengan ketamak ramahan yang Ludra serta Nico tunjukkan, sampai dia melupakan sahabatnya sendiri, yaitu Lay.