Ku buka lembar demi lembar diary usang. Sembari bernostalgia aku membaca setiap kalimat yang tertera disana. Menyusun sebuah cerita. Kalimat demi kalimat, kata demi kata. menggambarkan sebuah cerita berkesan antara aku dan kamu menjadi kita.
Masih terasa begitu baru, begitu nyata. rasanya baru kemarin aku bertemu denganmu. Mengenalmu, kemudian memilih menua bersamamu.
Seandainya dulu ku salah melangkah, mungkin satu yang akan ku sesali. Yaitu kenapa aku tak memilihmu. Akan tetapi syukurlah aku memilihmu hingga bahagiaku kala bersamamu.
Untuk Suamiku Tercinta
Aku tahu aku tak sesempurna bayanganmu, tak secantik teman wanitamu, tak seanggun ibu mertuaku. Tetapi satu pintaku tetap cintai aku sepenuh hatimu meski wajahku mulai menua, rambutku mulai memutih, tubuhku tak lagi tegak, kulitku sudah keriput. Tetaplah cintai aku seperti sekarang ini. Karena aku rela meninggalkan orang tuaku hanya untuk menua bersamamu