Chereads / Terjerat Hasrat Pacar Sahabatku / Chapter 1 - Perkenalan?

Terjerat Hasrat Pacar Sahabatku

Siti_SRahayu
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 10.2k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Perkenalan?

Hai namaku Zura. Aku adalah seorang mahasiswi disebuah kampus ternama.

Aku terlahir di keluarga yang sangat sederhana. Aku memiliki 3 adik yang masih duduk di bangku sekolah. Aku bisa melanjutkan kuliahku karena aku mendapat sebuah beasiswa di sana.

Aku memiliki sahabat yang telah membantuku sejak pertama aku mau masuk kuliah. Namanya Reza, Seorang anak pengusaha barang-barang antik yang kehidupannya sudah cukup mapan. Selama aku kuliah, Aku ikut tinggal bersamanya di sebuah rumah milik orang tuanya yang tidak jauh dari kampus tempat kami kuliah. Reza memiliki pacar bernama Leon, cowok kaya raya dan menjadi idaman para cewek di kampus. Selain ganteng dan kaya dia juga terkenal karena playboy di kampus.

Reza dan Leon sudah 5 bulan menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih. Setiap pulang kuliah mereka selalu pulang bersama. Kebetulan waktu itu turun hujan, sehingga aku disuruh ikut pulang besama mereka naik mobil mereka.

"Ra. Lu ikut kita aja, sekarang hujan nanti lu basah kuyup sampe rumah." ucap Reza.

"Nggak usah Rez, gue pesen ojol aja sekalian mau ke toko buku." ucapku.

Leon pun membuka kaca jendelanya, sembari berkata. "Nggak papa lu bareng kita aja, kebetulan juga gue mau ke toko buku, sekalian bareng aja."

Dan akhirnya. Aku tidak bisa menolaknya sehingga ikut bareng bersama mereka.

Sesampainya di toko buku, kami berpencar mencari buku yang kami cari dan kebetulan Leon mencari buku yang sama seperti ku.

"Lu suka buku ini, Ra?" tanya Leon sembari menunjukkan buku yang ia pegang.

"Iya ... Gue suka. Lu suka?" Aku pun menjawab sembari menganggukkan kepala.

"Iya, gue suka banget sama buku kek gini. Lu sejak kapan Ra suka buku kek gini?" Tanya Leon kembali kepadaku.

"Gue sih baru beberapa bulan belakang lek, lah lu sejak kapan?" sahutku berbalik tanya kepada Leon.

"Gue sih udah dari SMA suka buku kek gini. Kapan kapan nanti gue bawain koleksi buku gue deh biar bisa lu baca." Leon menjawab sembari menawariku.

"Wah boleh banget lek, beneran ya lu mau bawain buat gue." ucapku mencari kepastian.

"Iya beneran Ra, tenang aja deh."  ucap Leon meyakinkan.

"Oke. Gue tunggu lek." ucapku dengan antusias.

Dan akhirnya pun kami berjalan ke meja kasir untuk membayar buku pilihan kami dan kamipun pulang. Sejak saat  itu, Aku dan Leon pun semakin akrab. Kami saling berbalas-balas pesan.

"Gimana bukunya bagus nggak isinya?" Tanya leon (Pesan whatsapp)

"Belum gue baca semua baru setengah, tapi bagus sih menurut gue" Akupun menjawab.

"Besok ketemu di kantin kampus yah, gue mau kasihin buku yang gue bilang kemaren." ajak Leon kepadaku

"Oke bentar aja tapi yah, gue nggak enak sama Reza." Ucapku.

"Ya elah biasa aja kali, Ra!" tegas Leon

" Oke!!" Ucapku mengiyakan ajakannya.

Keesokan harinya Kamipun bertemu di kantin. Aku secara sembunyi-sembunyi bergegas pergi ke kantin untuk menemui Leon.

"Akhirnya lu dateng juga. Udah 15 menit nih gue nungguin lu." Ucap Leon sembari menunjuk jam dinding kantin.

"Sorry, gue nyari alasan yang tepat dulu ke Reza biar dia nggak ikut gue ke sini." jelasku.

"Ya udah nih bukunya, sekalian nih ada coklat buat lu, semoga lu suka yah." Kata Leon sembari mengulurkan coklat ditangannya.

"Ya udah makasih yah, gue harus cabut dulu nanti dicariin Reza." Sahutku dengan cemas.

"Oke jangan lupa dimakan coklatnya yah."   Leon mengingatkan.

"Oke gue cabut dulu." Akupun bergegas pergi

Sejak itulah mulai timbul benih-benih cinta antar kami.

****

Semakin hari kami pun semakin akrab dan Leon selalu mengajakku pulang bareng bersama dan Reza. Malam itu, ketika aku sedang mengerjakan tugas  Hpku berdering, ternyata itu pesan dari Leon.

"Ra besok temenin gue nonton yuk?" Pesan dari Leon.

"Gila lu yah lek, bukannya ngajak Reza lu malah ngajak gue!" balasku.

"Ya gue pengennya sama lu bukan sama Reza." tutur Leon.

"Nanti kalo ketahuan gimana?" tanyaku.

"Tenang aman gue yang ngatur, lu percaya deh sama gue." bujuk Leon meyakinkanku.

"Ya udah kalo gitu kita ketemu di taman deket komplek." Aku pun menyetujui ajakannya.

"Nggak mau gue jemput nih?" tanyanya padaku

"Gila lu emang lek, ya nggak lah." jawabku dengan kesal.

"Heheh becanda beb." jawabnya sembari mengirimiku emoji tertawa.

Keesokan harinya akupun pergi sesuai dengan perjaanjianku dengan Leon semalam. Disaat aku mau pergi, Reza pun bertanya padaku.

"Ra. Lu mau kemana tumben rapi banget?" tanyanya sembari menatap ke arahku.

"Ee ee ... gue mau keluar bentar Rez, hehe ada urusan sekalian beli buku." jawabku terbata-bata.

"Oo gitu, sama siapa Ra? Hayo jangan-jangan sama gebetan lu yah??" pungkas Reza menggodaku.

"Ehh, enggak kok sama temen gue waktu SMA dulu Rez." jawabku mencari alasan agar Reza mempercayai nya.

"Oh ya udah ati-ati yah Ra. Eh iya jangan lupa pulangnya beliin seblak kesukaan gue yah Ra, oke!!" Pesan Reza.

"Siiap bos laksanakan. Gue berangkat dulu yah." jawabku mengiyakan permintaannya.

"Oke, ati-ati." ucap Reza sembari melambaikan tangan kepadaku.

Dengan tergesa-gesa dan cemas aku pun pergi menemui Leon dimana kami berjanji akan bertemu. Setelah beberapa menit kemudian, aku sampai. Sesampainya aku di taman ternyata Leon telah menungguku. Aku langsung menghampirinya.

"Ekhem, akhirnya nyampe juga." ucapku ( Dengan suara gemetar dan terengah-enggah)

"Eh lu kenapa, kek orang ketakutan gitu?" tanya leon kepadaku.

"Ya gue takut lah gilak, gue takut ketahuan sama Reza." Jawabku dengan nada sedikit kesal.

"Udah tenang aja aman kok. Ya udah yok berangkat ( dengan membukakan pintu mobil untukku) . Silahkan masuk tuan ratu." ucap leon meyakinkan dan membujukku.

"Eh apa-apaan sih, makasih paduka raja." Sahutku sembari meledeknya.

Kami pergi melaju dengan mobil leon ke sebuah mall untuk nonton bioskop.

Sesampainya kami di sana, ternyata jadwal nontonnya masih 1 jam lagi. Akhirnya leon memutuskan untuk mengajakku makan terlebih dahulu.

"Mau makan apa? Filmnya tayang juga masih 1 jam lagi mending kita makan dulu lah, Ra." Tanyanya kepadaku sambil membelai rambutku.

"Boleh, gue ikut lu aja deh lek." jawabku dengan hati deg- degan.

"Ya udah makan di situ aja deh makan sushi sama sabu-sabu mau?" usulnya sembari mengulurkan tangan.

"Boleh, ayok!" jawabku sembari menjabat tangan Leon.

Leonpun memesan makanan dan makanan kamipun datang. Kami menikmati makanan sambil berbincang-bincang. Selesai kami makan, ternyata  film yang kami pesan sudah akan dimulai. Sehingga kami pun pergi ke studio untuk menonton.

Sesampainya di dalam studio, Leon seperti sengaja memilih tempat paling pojok dan paling tidak terkena cahaya dari layar. Ternyata dibalik sifat dia yang dikenal playboy di kampus Leon juga cowok yang licik dan brengsek suka mencari kesempatan dalam kesempitan.