Sebuah kecupan itu membuat Devano diam bergeming dngan tatapan kosong. Benarkah yang ia lihat itu adalah Ashlea, gadis yang siang tadi menyatakan perang terhadapnya.
Atau gadis ini mempunyai kepribadian ganda, siang berbeda dan malam menjadi orang yang berbeda pula.
Devano tak habis pikir apa yang sedang ia lakukan, kenapa sebuah kecupan itu membuatnya ingin lagi setelah gadis itu melepaskan pendaratan dari bibirnya.
Ham[ir saja Devano melakukan kesalahan, ia hamipr saja hendak menahan leher gadis itu dan melakukan ciuman yang lebih menyenangkan dari yang Ashlea lakukan. Syukurlah ia langsung sadar bahwa dirinya masih waras.
"Kau gila?!" Devano memekik, membuat mata Ashlea yang sembab dan nampak sedang menahan rindu itu membelalak sadar akhirnya.
"De ... vano?"
Ashlea sudah sadar kini. Setelah itu, ia tak mau mengakui kesalahannya dan langsung pergi begitu saja. Seperti dirinya yang biasanya.