"Aku benar-benar merindukanmu dan kesepian sampai mau gila rasanya."
Tangis Ashlea pecah, diantara hujan turun begitu lebatnya, gadis itu menahan diri untuk tidak menusuk lehernya dengan pecahan kaca yang ada di tangannya.
"Aku berjanji padamu untuk hidup normal dan baik-baik saja, tetapi aku harus meminta maaf padamu karena aku tidak bisa menepati janji itu, Def."
"Merindukanmu terlalu gila, aku kesepian sampai hampir mati."
"Aku tidak bisa melakukan ini lagi, Def."
Tangis Ashlea masih menggema di seluruh ruangan kamar lebar bak kamar tuan putri. Anak itu adalah tuan putri yang digunakan ayahnya untuk membangun sebuah kastel. Setelah itu, tuan putri itu ditinggalkan begitu saja.
"Aku benar-benar ... minta maaf, Def, tapi aku rasa harus melakukan ini."
Gadis itu bangkit, dengan pecahan kaca di tangan kanannya yang telah berdarah, dia membuka jendela kamarnya yang ada di lantai dua. Berdiri di pinggirnya dan siap menjatuhkan diri.