"Kenapa bisa di jalan merpati sendirian? Lo tau kan, kalo jalan itu sepi banget?" tanya Farah.
Nara yang baru mendudukan dirinya di sofa, meringis mendengar pertanyaan Farah.
"Rayhan juga kemana? Bukan nya lo tadi pulang sama dia? Kenapa malah minta di jemput sama Risna?" Tanya Farah lagi.
"Dia nganterin pulang Tika." jawab Nara jujur. Percuma juga dia bohong, karena Farah akan terus bertanya sampai ia berkata jujur.
"Bagus! Dan lo di turunin di jalan?" Tanya Farah sinis.
"Mobil Tika mogok, Fa." ucap Nara. Dia tidak ingin Farah membenci Tika, dia takut persahabatan mereka hancur.
"Mogok? Disana ada taksi kan? Rayhan aja emang yang bego, siapa yang dianterin pulang duluan, siapa juga yang di suruh turun. Pengen banget gue cakar-cakar muka sok ganteng nya dia." ucap Farah kesal.
"Tapi emang ganteng deh kaya nya Fa." celetuk Nanda.
"Diem deh lo!" Ucap Farah ketus. Nanda langsung menutup mulutnya.
"Mulai besok, lo gak boleh deket-deket sama dia lagi!" Ucap Farah.
"Tapi kan--" ucap Nara.
"Lo boleh deket sama dia, tapi hapus dulu perasaan lo buat dia!" Ucap Farah tegas.
"Udah bener tadi pulang sama gue aja. Lo malah nge-iyain ajakan Rayhan, yaudah rasain!" Sambung Farah melirik sinis pada Nara.
"Kok Lo gitu sih sama gue? Gue juga ga tau kalo bakalan turun dijalan. Tau gini gue juga milih pulang sama lo." Jawab Nara melirik Farah kesal.
Dia juga mana mau diturunin dijalan, seperti tidak punya harga diri saja. Semua ini terpaksa dia lakukan.
"Gitu gimana? Lo temen gue Ra, gue cuma ga mau kalo Lo sakit hati. Lagian ngapain juga Lo nurut sama perintah Rayhan, kan Lo yang udah dari awal diajakin pulang bareng sama dia." Farah masih saja meluapkan emosinya.
Nara hanya diam dan menghela napas panjang.
Drrt.. Drrttt...
"Halo." ucap Nara menyapa orang yang menelpon nya.
"Halo. Udah sampe rumah Ra?"
"Udah."
"Gak papa kan? Aku yakin kamu gak papa. Kan kamu udah sering lewat jalan sana."
"Iya gak papa kok. Udah dulu ya telfon nya." ucap Nara langsung menutup telpon itu.
Nara sendiri heran, Rayhan seperti tidak punya rasa bersalah padanya. Dia hanya tersenyum kecut.
"Siapa?" Tanya Risna.
"Rayhan." jawab Nara pelan.
"Masih inget sama lo?" Tanya Farah sinis. Farah merasa kesal dengan cowok itu.
"Fa udahlah." ucap Nanda.
"Gue bukan marah sama lo Ra. Gue cuma kesel aja sama tuh cowok." ucap Farah sambil memeluk Nara.
Nara melepaskan pelukan Farah.
"Makasih ya kalian selalu ada buat gue." ucap Nara tersenyum tulus.
"Ini guna nya sahabat." ucap Risna tersenyum.
¤¤¤
"Masa gue suka sama Rayhan sih? Tapi ya gak papa sih, eh jangan deh, Nara kan udah deket sama Rayhan." gumam Tika.
"Gue gak boleh jadi penghianat. Lagian masa gue mau berpaling dari seseorang." Sambungnya.
¤¤¤
Pagi ini, Nara berangkat bersama Risna. Dan mereka sudah sampai di kelas duluan.
"Yaelah, guys kasian banget tau, kemarin ada yang di turunin di tengah jalan masa, dan parahnya cowoknya itu lebih milih nganterin cewe lain." ucap Nia bercerita pada sahabat-sahabatnya.
"Masa sih? Gila kasian banget ya." ucap Devi tersenyum miring.
"Iya lah. Gue yakin sih, sebentar lagi pasti dia juga di tinggalin, soalnya cowoknya itu milih gue." ucap Nia dengan percaya dirinya.
"Mana kemarin gue liat sendiri lagi, dia turun tuh dari mobil cowok. Terus ga lama temennya dateng, sedih banget ga sih!"
Brakk!!!!
Gebrakan di meja itu di lakukan oleh Risna, sudah cukup panas telinga nya mendengar sindiran dari mereka.
"Upss, ngerasa ya mbak? Itu temen nya gimana? Masih sehat abis jalan sendirian? Eh iya, kan dijemput sama Lo ya? Yahh, harusnya mah jalan kaki aja." Tanya Nia sinis.
"Alhamdullillah Nara kemarin gak jalan kok. Dan lo, jangan ke-geer-an jadi orang. Lo tuh sama-sama cewek, tapi perilaku lo gak ada baik-baiknya. Kerjaan nya cuma nyindirin orang aja." jawab Risna tak kalah sinis.
"Lo---"
"Udahlah. Lo ngapain sih, sibuk banget ngurusin hidup orang. Mending urusin hidup sendiri aja." potong Nara. Dia mulai jengah dengan sikap Nia yang suka ikut campur urusan orang.
"Aaaaa, Rayhan gak mau!!" Rengek Tika yang baru saja memasuki kelas.
"Sini lo Ka, jangan lari dari gue." ucap Rayhan sambil tertawa.
Nara menatap nanar kedua nya. Kalau seperti ini, Nara jadi malas masuk sekolah.
"Wah, gimana tuh?! Ditikung sama sahabat sendiri, ups!" Devi berucap sambil tersenyum miring. Nara hanya melirik sekilas pada Devi.
"Mbak, mas kalo mau pacaran jangan di kelas dong." sinis Farah. Dia baru datang dan sudah di suguhkan dengan pemandangan seperti ini.
"Siapa sih Fa yang pacaran. Ini Rayhan nya jailin gue." ucap Tika.
"Tapi suka kan lo?!" Tanya Farah sinis.
Tika menunduk tak berani menatap Farah. Mata sahabatnya itu, sudah tidak bersahabat. Dia merasa jika Farah marah padanya.
"Lo apaan sih Fa." ucap Rayhan kesal.
"Gue gak ngomong sama lo ya!" Ucap Farah kesal.
"Tapi lo udah bikin Tika takut sama lo." ucap Rayhan membela Tika.
"Bodo amat!" Ucap Farah santai.
"Udah Ka, gak usah dengerin Farah." ucap Rayhan merangkul Tika.
"Ray!" Panggil Nara.
Rayhan yang mendengar namanya di panggil menoleh, dia melihat mata Nara yang berkaca-kaca. Cowok itu seolah tidak menyadari jika disana ada Nara.
"Ra, aku--" Nara menggeleng dan berlari keluar kelas, membawa pergi rasa nyeri di dalam hati nya. Rayhan hanya menatap punggung Nara yang mulai menghilang.
Tika ikut menatap punggung Nara yang menghilang. Dia yakin, pasti dia akan dimusuhi oleh teman-temannya.
Sena menghampiri Tika. Tika juga sedikit menjauh dari Rayhan. Rayhan hanya menatap kedua gadis itu dalam diam.
"Lo bisa kaya gini ya Ka? Mau ini semua rusak?" Tanya nya sambil berbisik.
"Ga gitu Na. Gue ga mau." Jawab Tika.
"Jangan cuma karena cowok. Persahabatan kita yang semula baik-baik aja, jadi hancur berantakan." Ucap Sena.
"Ah iya. Lo ga lupa kan kalo udah punya cowok. Mau gue bilangin ke dia? Biar sekalian aja, semua hancur. Persahabatan kita, perasaan Nara, sekaligus hubungan percintaan Lo." Sambung Sena santai, dia menyilangkan kedua tangannya di dada.
"Lo ga bisa kaya gini sama gue Na. Gue sama Rayhan juga cuma temen." Tika menatap Sena.
"Yaudah terserah Lo. Satu lagi, Lo ga ada rasa bersalah gitu sama Nara? Temen Lo kemarin diturunin dijalan. Dan dia turun buat Lo? Ga ada niat mau minta maaf?" Tanya Sena.
"Ya mungkin emang itu kemauan Nara sih, dia ngalah. Tapi harusnya Lo ga usah mau. Bisa aja kan Lo berdua sama Nara, biarin Rayhan pulang sendirian. Adil. Jadi ga ada yang harus turun." Sambung Sena.
Tika hanya diam saja. Dia harus menemui Nara nanti.