Rayhan menemui Nara saat jam istirahat, dia duduk di bangku sebelah Nara. Mereka sedang berada di taman belakang sekolah.
Rayhan menatap Nara dari samping. Gadis itu terlihat cantik dengan bulu mata lentiknya.
"Ra." panggil Rayhan lembut.
Nara menoleh. "Kenapa?"
"Aku minta maaf, aku sama Tika--"
"Gak papa, aku juga gak ada hak buat marah sama kamu kan?" Tanya Nara memotong ucapan Rayhan.
"Maafin aku ya. Aku gak bermaksud buat belain Tika tadi. Aku lakuin itu cuma karna aku kasian sama dia. Dia takut sama Farah, Ra." jawab Rayhan.
Nara tersenyum miring.
"Aku lebih tau Tika di bandingkan kamu yang baru kenal sama dia. Dia gak sama sekali takut sama Farah. Cuma mungkin dia kaget aja." ucap Nara.
"Yaudah iya. Yang penting aku minta maaf sama kamu. Oh iya, btw kamu tadi kenapa nangis sih?" Tanya Rayhan dengan raut wajah bingung. Entah memang tidak mengerti atau pura-pura tidak mengerti saja. Lebih tepatnya tidak peka.
"Gue baper sama lo Ray, gue sedih liat lo deket sama Tika. Dia sahabat gue sendiri." batin Nara.
"Ra." panggil Rayhan menyadarkan Nara yang sedang melamun.
"Eh, gak papa kok." jawab Nara sambil tersenyum tipis.
"Yaudah. Gak mau ke kantin?" Tanya Rayhan.
Nara menggelengkan kepala nya. "Gak mood. Kamu kalo mau pergi, pergi aja, aku mau sendiri disini."
"Emang gak laper? Mending makan dulu, ntar kalo belajar biar bisa fokus." Tanya Rayhan.
"Enggak. Kalo kamu mau ke kantin udah kesana aja," jawab Nara.
"Aku disini aja sama kamu." Ucap Rayhan.
"Katanya mau ke kantin, pergi aja." Nara melirik sekilas pada Rayhan.
"Emang aku ga boleh nemenin kamu?" Rayhan bertanya sambil memiringkan kepalanya untuk menatap Nara lebih jelas dari depan.
Nara diam. Dia ingin disini bersama Rayhan tapi disisi lain dia juga ingin sendiri.
"Terserah kamu aja." Ucap Nara setelah sekian detik terdiam.
"Yaudah, kalo gitu aku disini aja nemenin kamu." ucap Rayhan tersenyum. "Gak papa deh disini aja, walaupun gak ada Tika, sebenarnya gue mau makan sama dia, tapi yaudah deh kapan-kapan aja." batin Rayhan.
"Si Tika emang beneran ga takut sama Farah?" Tiba-tiba Rayhan menanyakan tentang Tika.
"Kita semua tuh sama, jadi ga ada yang namanya ini takut sama itu. Emang Tika kaget aja tadi. Kalo kamu khawatir yaudah, samperin sana, ngapain masih disini." Jawab Nara malas.
"Kan aku cuma tanya, kamu kayanya sewot banget sih." Rayhan heran dengan Nara.
"Biasa aja." Jawab Nara singkat.
Tak lama setelah itu, bel masuk sudah berbunyi. Mereka berjalan menuju kelas bersamaan. Hanya diam, tidak ada candaan atau obrolan seperti biasanya.
°°°
"Ray," panggil Riki dan duduk di sebelah Rayhan. Rayhan sempat terkejut saat menyadari Riki tiba-tiba masuk ke kamarnya.
Sepulang sekolah, Riki mampir ke rumah Rayhan. Dan kini mereka sedang berada di kamar Rayhan.
"Ngagetin aja Lo!" Dengus Rayhan.
"Ray," panggil Riki lagi.
"Apa Ki?" Tanya Rayhan.
"Denger-denger, kemarin lo nurunin Nara di pinggir jalan ya?" Tanya Riki.
"Bukan nurunin Ki, gue kan nganterin Tika, soalnya mobilnya mogok. Jadi kasian kalo sendirian disana. Mana dijalan Merpati lagi, yang kata Lo selalu sepi itu, ya walaupun masih ada orang lewat tapi cuma beberapa gitu kan," jawab Rayhan santai.
"Lo bisa kasian sama Tika, tapi apa Lo ga kasian sama Nara? Dia yang Lo ajak pulang bareng duluan, tapi malah Lo tinggalin gitu aja." Ucap Riki kesal.
"Rumah Nara kan udah hampir deket Ki." Rayhan masih berusaha mencari alasan, dia tidak mau mengakui jika dirinya bersalah.
"Lo juga bisa anterin mereka berdua secara gantian. Lo anterin Nara dulu atau Tika dulu. Ga harus ada yang berkorban buat turun dijalan. Kasian Nara." Ucap Riki.
"Nara juga setuju, kenapa malah Lo yang repot sih." Rayhan jadi kesal, kenapa dirinya yang dipojokin.
"Ya iyalah Nara setuju, kan Lo yang nyuruh turun, secara ga langsung Lo udah ngusir dia dari mobil. Sakit hati pasti anaknya."
Rayhan menghela napas pelan.
"Terus Nara pulangnya gimana?" Tanya Riki.
"Ya gue suruh naik taksi, kan rumah dia juga udah lumayan deket." jawab Rayhan tanpa merasa bersalah sedikitpun.
"Terus lo liat dia sampe naik taksi? Lo tau kalo dia pulang naik taksi? Gimana kalo dia jalan kaki terus ada apa-apanya di jalan, gimana? Mikir sampe sana ga sih Ray, Nara cewek!" Riki berkata dengan raut wajah kesalnya.
"Tapi buktinya dia ga papa kan? Santai aja sih."
"Enak banget mulut lo kalo ngomong." ucap Riki.
Rayhan menoleh ke arah Riki, dia mengernyitkan dahinya.
"Lo kenapa sih Ki?"
"Lo tuh yang kenapa?"
"Gue kenapa? Gue gak papa."
"Sekarang gini deh Ray, jangan mentang-mentang lo ganteng. Terus lo gunain kesempurnaan fisik lo untuk nyakitin hati seseorang. Pikirin gimana rasa nya kalo lo yang sakit hati?" Ucap Riki menatap tajam Rayhan.
"Gue nyakitin siapa?" Tanya Rayhan bingung. Sepertinya pura-pura bingung, hmm...
"Jadi cowok yang bertanggung jawab dong bro. Kalo kaya gini, semua cewek juga bakalan susah Lo dapetin, diajak jalan terus diturunin gitu aja, mereka pasti bakalan berpikiran ga baik sama Lo." Ucap Riki.
"Bentar deh Ki, maksud Lo nyakitin hari seseorang itu siapa?" Rayhan kembali bertanya.
"Gue rasa lo cukup pinter untuk tau jawaban hati siapa yang udah lo sakitin." ucap Riki lalu memakai jaket hitam nya. "Gue pulang dulu" lanjutnya.
"Ki, maksud omongan lo--"
"Pikir sendiri! Gue tau lo termasuk orang yang cerdas. Jangan pura-pura ga ngerti." potong Riki lalu meninggalkan kamar Rayhan.
"Apa sih maksud dia?" Gumam Rayhan.
Ting! Rayhan membuka ponselnya, ternyata ada pesan masuk dari seseorang.
Nara
Ray, temenin aku jalan mau gak?
Rayhan
Kemana? Sekarang?
Nara
Iya sekarang. Mumpung masih sore. Mau ke mall, hehe.
Rayhan
Aku lagi sibuk nih Ra, besok-besok aja deh ya.
Nara
Yahh :( yaudah deh gak papa :)
Entah kenapa akhir-akhir ini Rayhan juga jarang menanyakan kabar Nara, disekolah pun cowok itu lebih sering mengobrol dengan Tika.
"Males banget gue nemenin lo. Orang gue ngantuk banget, mending tidur aja." gumam Rayhan sambil melempar ponselnya ke kasur. Lalu dia memejamkan matanya.
Ting!
"Ck. Siapa lagi sih! Awas aja kalo Nara lagi yang WA gue, gak akan gue bales." gumam nya kesal.
Tika
Ray, anterin gue ke toko buku mau gak? Soalnya gue mau pergi sama seseorang, eh dianya ga bisa.
"Tika. Ga jadi ngantuk gue." gumam Rayhan tersenyum.
Rayhan
Mau kok. Pergi sekarang?
Tika
Iya yuk. Mumpung masih sore juga.
Rayhan
Oke. Gue otw langsung.
Rayhan bergegas berganti pakaian, setelah itu dia keluar dari kamar nya dan berpamitan pada bunda nya. Lalu dia mengeluarkan mobilnya dari garasi dan segera melaju menuju rumah Tika.
"Hai, maaf lama, tadi macet." ucap Rayhan setelah sampai di rumah Tika.
"Gak papa, yuk berangkat." ajak Tika.
"Yuk." Rayhan menggandeng tangan Tika. Hal itu membuat Tika tersenyum.
"Astaga, Nara kan deket sama Rayhan, gue ga boleh kaya gini." Batin Tika.
Mereka memasuki mobil Rayhan.