Chereads / CEO & Bakery Girl / Chapter 2 - Bab 1

Chapter 2 - Bab 1

Pria dengan jas hitam dan kemeja putih yang membalut tubuh nya itu menghela nafas berat dan memejamkan mata nya setelah mendapat telepon dari sang ibu.

Park Jimin, seorang CEO muda, sukses nan tampan yang hampir digilai wanita itu kesal dan tak fokus bekerja. Ibu nya baru saja menghubungi nya dan mengatakan akan mengatur kencan buta untuk nya. Ia memikirkan bagaimana cara nya supaya bisa lari dari rencana ibu nya itu.

"kenapa wajahmu seperti kelihatan penuh beban dan kesal seperti itu? Kali ini apalagi? Bukan perjodohan lagi kan?" ucap seorang pria yang masuk dengan seenak nya ke ruangan sang CEO.

Jimin sedikit terlonjak kaget dan hampir saja memaki orang tersebut jika saja itu bukan sahabat nya Kim Taehyung. Yang sudah bersahabat dengan nya hampir sepuluh tahun.

"Aku sedang tak ingin di ganggu". Jimin menghela nafas dan membalikkan kursi nya menghadap ke arah kaca besar yang menampilkan pemandangan kota Seoul di siang hari.

" Kenapa tak kau coba saran ibu mu Jim, mungkin saja kali ini sesuai dengan selera dan kalian akan cocok. Setidak nya kau jangan kabur seperti terakhir kali kau lakukan. Kasihan ibu mu." Pria Kim itu berucap sambil duduk di salah satu sofa yang terdapat di ruangan itu.

Jimin masih diam di balik kursi kebesaran nya. Sebenar nya ia memang sempat memikirkan akan kabur lagi seperti terakhir kali ia lakukan. Tapi benar apa kata teman nya ia juga kasihan pada sang ibu yang harus menanggung malu akibat ulah nya.

♡♡♡♡

"Eunhee, bisa tolong kau ambilkan mangkuk kecil disana." Ucap gadis berambut pendek sebahu itu pada sahabat nya.

Eunhee memberikan dua mangkuk kosong pada gadis itu sambil berucap "kenapa kau tiba-tiba menghubungi ku dan mengajak makan ramyeon malam-malam seperti ini? Apa yang terjadi?" ucap nya sambil menatap curiga pada seorang gadis yang masih sibuk menuangkan ramyeon ke dalam dua mangkuk kosong tersebut.

Tanpa memperdulikan ucapan serta tatapan curiga sang sahabat, ia segera duduk dan menyantap ramyeon di depan nya dengan sangat lahap.

Eunhee yang merasa tak di pedulikan pun segera mengambil posisi duduk dan ikut menyantap ramyeon yang terlihat begitu menggiurkan itu.

"ahh ini benar-benar enak" ucap gadis berambut pendek itu setelah menghabiskan semangkuk penuh ramyeon nya.

"Sekarang ceritakan apa masalah nya hingga aku harus menemani mu makan ramyeon malam-malam seperti ini dan membuat diet ku harus gagal." Ucap eunhee yang juga telah menyelesaikan makan nya.

"Yaak Yoo NaRa, apa yang sebenar nya terjadi?" eunhee menghela nafas lelah menghadapi sahabat nya satu ini. Sudah hampir setengah jam ia menunggu sahabat nya ini berbicara tapi tak ada satu pun kata yang keluat dari mulut sang gadis.

Gadis yang awal nya melamun itu terlonjak kaget akibat teriakan sang sahabat. Ia menghela nafas dan berkata " Ibu ku ingin aku mengikuti kencan buta yang dibuat oleh nya"

Eunhee melongo dan menunjukkan ekspresi tak percaya pada Nara. Nara yang melihat ekspresi teman nya itu jadi makin merasa bad mood. Sudah ia duga, ia akan menjadi bahan tawaan di hadapan sahabat nya ini. Apa kah orang-orang benar berpikir dia ini tidak laku sampai-sampai harus mengikuti kencan buta.

Tapi kemudian jawaban Eunhee benar-benar membuat nya berbalik menunjukkan ekspresi tak percaya " Hanya kencan buta dan kau sampai seperti ini. Sampai seperti orang stress dan depresi karna di tinggal menikah oleh pacar mu." Eunhee berucap dengan enteng nya sambil menunjukkan ekspresi kesal.

" Eunhee kau tau aku tidak ingin berhubungan dengan pria manapun. Aku hanya tak ingin kepercayaan ku dikhianati lagi dan merasakan sakit hati lagi." Nara berusaha menjelaskan alasan kenapa dia sangat tak ingin pergi ke kencan buta yang telah disiapkan ibu nya itu.

"Lalu sampai kapan kau akan menutup diri dari semua pria yang mendekati mu, sampai kapan kau akan terbelenggu oleh masalalu itu. Dan kita tidak akan pernah tau takdir apa yang menunggu kita di depan Nara. Mungkin saja kali ini dia memang orang yang tepat yang bisa menyembuhkan luka mu. Lagi pula ini hanya kencan buta, bukan perjodohan. Kalau kau tidak suka, kau kan tinggal mengatakan nya langsung" ucap Eunhee berusaha meyakin kan Nara.

♡♡♡♡

Lampu-lampu gedung yang menjulang tinggi di jantung kota seoul mulai menyala, bahkan cahaya nya merambat sampai ke jalanan dan tak sengaja memberikan kesan yang hangat di malam yang dingin.

Gadis berambut sebahu yang berada dalam bus itu menempelkan kepala nya pada sisi kaca bus sambil memperhatikan jalanan di samping nya.

Dua hari ini ia terus memikirkan ucapan ibu nya dan juga Eunhee tentang kencan buta yang dipersiapkan oleh ibu nya. Di satu sisi, ia masih trauma dengan masalalu nya dengan seorang pria. Tapi di sisi lain, ia juga tak ingin mengecewakan ibu nya dan juga ucapan Eunhee benar-benar mengganggu nya. Apakah benar selama ini ia terlalu menutup diri, dan apakah benar ia harus mulai membuka hati. Lalu bagaimana jika saat ia membuka hati, ia akan merasa tersakiti lagi. Dan apakah mungkin kali ini benar-benar obat yang dikirimkan sang pencipta untuk nya.

Baiklah, Nara memutuskan untuk memikirkan nya nanti. Sekarang ia tak ingin ambil pusing untuk masalah itu.Lalu Nara mengeluarkan handphone dari dalam tas nya dan memasang headset ke kuping nya dan lebih memilih mendengarkan lagu sambil menikmati jalanan malam kota seoul dari dalam bus. Ia ingin bersantai sejenak tanpa memikirkan masalah apapun dalam hidup.                                              

♡♡♡♡

Dua hari berlalu, dan sekarang adalah Hari dimana kencan buta yang telah dipersiapkan akan tiba.

Di lain tempat, seorang pria tampak temgah fokus pada dokumen-dokumen yang ada di atas meja nya. Sampai pada saat, dering handphone laki-laki itu membuyarkan fokus utama nya pada dokumen dan beralih ke handphone nya yang terletak di samping lelaki tampan itu. Ia melirik nama yang tertera pada layar, dan memberengut kesal ketika melihat siapa yang menelpon

Pria bermarga Park itu menghela nafas dan menjawab dengan malas "yeoboseyo, eomma aku sedang bekerja saat ini. Bisa kah kau menghubungi ku nanti saja." Dengan nada yang terdengar kesal.

"Park Jimin tak bisa kah kau sopan sedikit kepada ibu mu ha? Setelah dua hari ini kau terus menghindar dan tak menjawab telepon ibu bukan berarti kau juga bebas dari kencan buta yang sudah ibu siapkan." Nyonya Park di seberang sana menjawab dengan nada yang tak kalah kesal.

"Ibu mohon Jimin pergilah untuk ibu sekali ini saja. Jika sekali ini kau juga tak menyukai anak teman ibu, ibu janji tidak akan menyuruh mu mengikuti kencan buta lagi.

Jimin yang mendengar ibu nya memohon mengerutkan alis sambil melirik layar handphone nya, pikirnya apa yang salah dengan ibu nya sampai-sampai seorang Nyonya Park memohon untuk seorang gadis.

Dengan berat hati Jimin menjawab "Baiklah ibu aku akan pergi. Kirimkan alamat restoran nya padaku segera."

Diam-diam Nyonya Park yang mendengar jawaban sang putra pun tersenyum puas karena rencana nya berhasil.

Dengan semangat Nyonya Park itu menjawab " Baiklah ibu akan segera mengirimkan alamat restoran nya pada mu. Ibu pastikan sekali ini kau pasti akan jatuh cinta pada pandangan pertama sayang. Dan kau akan berterima kasih pada ibu setelah nya."