Chereads / CEO & Bakery Girl / Chapter 4 - bab 3

Chapter 4 - bab 3

Kini Nara tengah berada satu mobil dengan Jimin. Sudah 15 menit mereka berkendara menuju tempat yang katanya 'menakjubkan'. Dan selama itu pula tak ada satu pun dari kedua nya yang membuka suara.

Jimin sedari tadi tengah fokus menyetir. Dan Nara juga tak ingin membuka suara terlebih dulu. Gadis itu tak ingin di cap sok akrab dengan pria di samping nya ini atau mungkim lebih parah nya di cap menerima perjodohan yang berkedok kencan buta ini. Jadi gadis itu juga memilih tak mengeluarkan suara dan hanya memandang jalanan yang dilewati nya.

Sampai pada akhir nya mobil berhenti. Gadis itu menoleh kesana kemari untuk melihat sekitar. Sekira nya ia mencari tau dimana ini. Tak di sangka, ternyata daritadi ia sibuk dengan pikiran nya sendiri hingga tak sadar mereka telah sampai di tempat yang bisa di katakan cukup tinggi. Terbukti dari dalam mobil saja ia bisa melihat sedikit pemandangan lampu-lampu cantik dibawah sana.

Ia menoleh kan kepala nya ke samping dan melihat sebelah nya telah kosong. Lantas ia mencari keberadaan pria itu.

Tok tok

Bunyi kaca diketuk dari luar dan membuat Nara sedikit terlonjak kaget. Jimin menginstruksikan gadis itu untuk keluar dengan gerakan tangan nya.

"Dimana kita?" tanya Nara setelah keluar dari dalam mobil dan memperhatikan sekeliling nya.

Segar dan sejuk kata itu yang tepat menggambarkan udara disini. Entah dimana tepat nya pria itu membawa nya.

Nara memejamkan mata nya sambil menghirup udara malam di tempat ini yang entah mengapa membawa ketenangan untuk nya.

"Sudah selesai menikmati nya?" ucap Jimin yang sedari tadi ternyata memperhatikan wanita itu.

"Ini belum seberapa. Masih ada tempat yang jauh lebih indah di dekat sini. Ayo ikut aku." Ujar Jimin

Nara segera mengikuti jimin, tetapi baru satu langkah ia berjalan tiba-tiba Jimin berhenti di depan nya dan membuat gadis itu kaget.

"Tunggu sebentar. Tetap disini." Ujar jimin lagi sambil berlalu ke arah belakang mobil dan mengambil sesuatu.

Tiba-tiba Jimin sudah berjongkok di depan kaki Nara dan membuat gadis itu terlonjak kaget dan membulatkan mata nya.

"A-Apa yang kau lakukam Jimin-ssi?" ucap Nara dengan tergagap

"Pakai lah sendal ini. Kau tidak mungkin kesana dengan sepatu heels itu kan. Aku akan membantu mu." Ucap jimin.

Belum sempat Nara menjawab Jimin sudah membuka tali ikatan heels wanita itu hingga membuat Nara mau tak mau menuruti perlakuan Jimin pada nya.

"Selesai. Sekarang kita bisa benar-benar pergi. Ayo." Jimin berkata setelah meletakkan sepatu Nara ke dalam mobil.

"Terima kasih." Ucap Nara

"Sebenar nya kita mau kemana?" tanya Nara lagi karna tadi ia tak mendapat jawaban atas pertanyaan nya itu.

" Yang pasti suatu tempat yang pasti akan membuat mu kagum dan takjub." Ujar pria Park itu sambil berjalan duluan.

Nara yang melihat itu pun berdecak sebal. Tapi tetap mengikuti pria itu dari belakang.

Setelah berjalan kaki kurang lebih sepuluh menit. Akhirnya mereka sampai di tempat yang dimaksudkan Pria itu tadi.

Dan benar saja, pemandangan disini benar-benar indah . Dari sini ia dapat melihat pemandangan kita dari sisi yang berbeda. Berbeda dari tempat dimana mobil mereka terparkir. Nyata nya disini jauh lebih menakjubkan. Pemandangan gedung-gedung dengan lampu yang menyala warna-warni. Juga kendaraan dibawah sana yang berlalu lalang terlihat sangat kecil.

Di tambah sejuk nya angin dan udara malam dari tempat ini. Benar-benar menakjubkan. Dan juga perpaduan yang sempurna menurut gadis itu.

Ini benar-benar hal yang Nara sukai. Selain is menyukai hal-hal manis. Nara juga suka melihat pemandangan seperti ini. Hal-hal yang membawa ketenangan tersendiri untuknya dari berbagai macam masalah mau pun kesibukan nya mengurus toko roti nya.

Bahkan gadis itu sering menghabiskan waktu berjam-jam di balkon apartemen nya hanya untuk melihat pemandangan malam. Apalagi di tambah hujan sungguh itu sesuatu yang sangat ia sukai.

Tapi melihat pemandangan malam dari sini sesuatu yang baru, berbeda dan juga sangat indah.

Nara masih terus menikmatai dan memperhatikan pemandangan di depan nya. Sesekali gadis itu juga memejamkan mata nya guna menikmati sepenuh nya udara dan angin malam ini.

Sampai ia merasakan suatu benda terlampir di bahu nya.

"Kau bisa masuk angin. Udara nya dingin. Aku tidak mau nanti dimarahi ibu ku gara-gara kau sakit setelah pergi dengan ku." Ucap jimin kemudian.

Benar, udara disini cukup dingin. Dan ia hanya memakai dress off shoulder yang memperlihatkan bahu nya. Saking asyiknya menikmati pemandangan di depan nya, sampai ia tak sadar bahwa ia tak sendiri disini.

" Aku tidak apa-apa Jimin-ssi." Ucap Nara kemudian sambil hendak melepas jas jimin di bahu nya.

Jimin segera menahan nya untuk tak melepas kan jas itu.

"Tidak apa-apa. Jangan di lepas. Pakai saja, aku tidak apa-apa." Kata jimin menambahkan.

"Baiklah kalau kau memaksa." Ucap Nara kemudian.

" Bagaimana? Kau suka tempat ini? Ini tempat rahasia ku asal kau tau. Dan tidak ada yang pernah ku ajak kesini selain dirimu." Ucap jimin yang kini duduk di salah satu kursi kayu yang tersedia disana.

Nara yang mendengar itu pun melirik jimin sekilas.

"Benarkah? Tapi aku sama sekali tidak tersanjung menjadi orang pertama yang kau ajak kesini." Ujar Nara yang ikut duduk di sebelah Jimin.

"chh.. padahal itu kalimat andalan ku untuk memikat wanita." Jimin menjawab sambil menunjukkan smirk nya.

Tak terasa satu jam telah berlalu semenjak mereka sampai di atas bukit ini. Dua orang yang berbeda kepribadian itu pun menghabiskan waktu dengan obrolan-obrolan kecil. Yang membuat suasana sedikit cair di antara mereka.

Tiba-tiba Nara mengingat sesuatu dan segera melihat jam di pergelangan tangan nya.

Jam menunjukkan pukul 10 malam. Yang artinya ia telat satu jam untuk menemui Eunhee yang menggantikan dia menjaga toko roti nya. Padahal sahabat nya itu memiliki janji dengan pacar nya.

"oh tidak. Aku harus segera pulang. Aku sudah terlambat 1 jam." Ucap Nara yang terlihat panik dan langsung berdiri dari sana.

Sungguh Nara sangat panik saat ini.  Dalam pikiran nya Jika Eunhee dan pacar nya bertengkar gara-gara dirinya ia benar-benar tak akan memaafkan diri nya sendiri.  

Jimin yang melihat nya pun langsung ikut berdiri. Belum sempat Jimin bertanya , Nara sudah lebih dulu jalan di depan nya.

Segera Jimin berjalan mengikuti Nara yang sudah lumayan jauh di depan nya.

"Ayo aku antar. Disini tidak ada taksi. Apalagi ini sudah larut malam." Ucap jimin yang berhasil menyamai langkah nya dengan Nara.

Nara terlonjak kaget mendengar suara di samping nya. Saking panik nya ia bahkan lupa ada Pria itu disini.

" hmm. Baiklah, terima kasih." Nara menjawab

" Kau terlalu sering mengucapkan terima kasih pada ku kau tau.  Itu Membuat ku ingin selalu menolong mu." Ucap jimin tersenyum menggoda sambil membukakan pintu mobil untuk Nara.