Chereads / CEO & Bakery Girl / Chapter 3 - Bab 2

Chapter 3 - Bab 2

Shilla Seoul Hotel, 07.30 pm

Tepatnya di La Yeon Restoran salah satu restoran paling terkenal di pusat kota Seoul. Letak nya tepat berada di atap Shilla Seoul Hotel, maka tak heran jika pemandangan yang diberikan sangat lah indah. Pemandangan cahaya-cahaya lampu yang menyala dari gedung-gedung tinggi diluar sana membuat kesan yang sangat romantis dan indah. Selain itu makanan yang disajikan pun tak kalah lezat, hingga tak heran restoran ini mendapatkan tiga bintang michellin.

♡♡♡

Seorang pria tampak turun dari mobil mewah yang dikendarai nya.

Pria itu adalah Park Jimin. Lelaki dengan setelan jas berwarna navy gelap dan kemeja berwarna putih. Lelaki itu melangkah kan kaki nya ke arah lift dengan percaya diri setelah menyerahkan kunci mobil nya pada vallet disana.

Lelaki itu berada disini untuk menemui 'teman kencan buta' nya. Ya, akhirnya ia benar-benar mengalah dan pergi kesini demi sang ibu.

Setelah tiba di lantai teratas dan keluar dari lift yang membawa nya sampai kesini, Lelaki itu segera mencari orang yang dimaksud oleh sang ibu.

Ibu nya tak mengirimkan foto gadis tersebut dan hanya menyebutkan bahwa gadis itu mengenakan dress berwarna nude pink. Alhasil, ia menoleh kesana kemari untuk menemukan gadis itu.

Fokus nya tertuju pada seorang gadis yang duduk membelakangi nya dan tampak sangat fokus pada pemandangan yang ada di samping nya. Yang menunjukkan lampu-lampu yang menyala dari gedung-gedung tinggi yang ada di kota besar ini.

"ehemmm.." Jimin sengaja berdehem untuk mengalihkan fokus gadis di depan nya itu.

Gadis Yoo itu tampak sedikit terkejut dan segera menetralkan raut wajah nya ketika melihat siapa orang yang mengganggu nya.

"Maaf" ucap nya sambil menunjukkan sedikit senyum di wajah nya.

"Silahkan duduk Park Jimin-ssi" tambah nya lagi ketika ia melihat lelaki itu hanya berdiri tak bergerak.

"Maaf aku mengganggu mu melihat pemandangan di depan sana" Pria Park itu berucap setelah duduk di kursi nya.

" Ah, tidak apa-apa. Aku juga sudah cukup puas melihat nya untuk saat ini." Nara berucap sambil kembali menampilkan senyum nya.

'Gadis ini berbahaya' begitu pikir Park Jimin dalam hati ketika melihat senyuman gadis itu.

Entah kenapa pria itu merasa terhipnotis pada senyuman manis gadis di depan nya ini.

Seakan ia tertarik pada senyuman yang gadis itu berikan. Dan rasanya ia tak rela untuk melihat gadis itu memberikan senyuman nya pada orang lain.

Ada apa dengan diri nya, mengapa ia seperti ini. Apakah benar kata ibunya bahwa ia akan berterima kasih pada ibu nya itu yang telah menyusun rencana ini. Supaya ia bertemu dengan gadis di hadapan nya ini.

Nara pun yang merasa di perhatikan oleh pria di depan nya ini sedikit risih. Pasal nya sejak lelaki itu duduk tak sedikit pun ia mengeluarkan suara. Bahkan sekarang menatap nya dengan begitu intens.

" Apakah bisa kita pesan makan sekarang Jimin-ssi" Nara bertanya sambil membolak balikkan buku menu. Sejujurnya ia sedikit tak nyaman berada di dekat lelaki itu. Tatapan lelaki itu seolah-olah menunjukkan tanda bahaya.

Jimin yang tadi nya asyik melamun pun segera tersadar dan menjawab " N-ne? Ah maaf, ayo pesan makanan nya. Aku akan panggil pelayan."

♡♡♡

Hanya ada bunyi alat makan terdengar yang bergesekan dengan piring, di antara dua orang yang tengah menikmati makan malam itu.

Dari 15 menit lalu semenjak makanan datang, tak seorang pun dari mereka yang ingin membuka suara. Untuk memecahkan keheningan dan kecanggungan di antara kedua nya.

Setelah hampir setengah jam mereka hanya terdiam dan fokus pada makanan masing-masing. Akhirnya Jimin berinisiatif untuk membuka suara terlebih dahulu.

"Mengapa kau setuju untuk menghadiri pertemuan ini?" Jimin bertanya setelah meminum wine nya.

"Mungkin hanya ingin menyenangkan ibu ku. Dan menghindari omelan nya" ucap Nara sambil menhendikkan bahu nya.

Jimin yang mendengar jawaban itu pun menautkan kedua alis nya.

Jadi benar, gadis di depan nya ini tak tertarik pada nya. Dan alasan nya menghadiri kencan buta ini pun hampir sama seperti dirinya.

Tapi bukan itu yang membuat nya sedikit terusik, melainkan fakta bahwa gadis ini benar-benar tak tertarik pada nya. Atau jangan-jangan gadis ini juga tak mengetahui siapa dirinya.

Seketika terbersir di pikiran nya untuk menanyakan hal tersebut.

"Apa sebelum nya kau mengenal diriku, atau mungkin pernah melihat ku di suatu tempat Nara-ssi?" Jimin bertanya sambil meminum kembali wine di samping nya.

Nara yang mendengar itu pun menunjukkan ekspresi tak percaya nya. Apa maksud lelaki ini barusan. Apa mungkin lelaki itu berpikir jika dirinya tertarik dengan pria bermarga Park itu

"Maaf sebelum nya , seperti nya ada kesalahpahaman disini. Tapi ini pertama kali nya kita bertemu. Dan asal kau tahu, aku juga tak setuju mengikiuti kencan buta in." Nara berucap

Jimin mengangguk-anggukkan kepala mendengar jawaban lawan bicara nya itu.

Salah satu sudut bibir Jimin ditarik. 'Jadi gadis ini benar-benar tak mengetahui dirinya dan tak tertarik pada nya.' Pikirnya dalam hati.

Kedua insan dengan kepribadian yang berbeda itu pun hanya terdiam untuk beberapa saat. Hingga kembali menciptakan suasana canggung pada kedua nya. Atau mungkin hanya Nara yang merasa sangat canggung saat ini.

Entah lah, dari awal diri nya bertemu pria ini, ia merasa alarm bahaya dalam kepala nya selalu berbunyi. Apalagi saat, pria itu sesekali kedapatan memperhatikan dirinya.

Jimin yang melihat gerakan gadis di depan nya sudah tak nyaman pun akhirnya membuka suara.

" Mau melihat sesuatu yang menakjubkan bersamaku?" tawarnya dengan ramah.

Nara menoleh dan teridiam tampak sedikit berpikir.

"Tenang saja, aku tidak akan mencelakai atau menculik mu. Lagipula ibu mu pasti akan membunuh ku jika menculik putri cantik ini" Ucap Jimin setelah melihat Nara tak kunjung menjawab.

"Baiklah". Ucap Nara setelah cukup yakin dengan jawaban Jimin.

Lagipula ia tak ada alasan untuk menolak nya kan. Dan kebetulan malam ini ia juga ingin menghilangkan sedikit beban pikiran dan kepenatan nya pada pekerjaan.

Akhirnya dua insan yang baru saling mengenal itu pun beranjak pergi dari dalam restoran setelah membayar bill.