Chereads / Lembar Cahaya / Chapter 6 - Lembar VI

Chapter 6 - Lembar VI

Suasana hiruk pikuk jalanan membahana, laju dan raungan kendaraan bermotor melintas berpapasan saling mendahului dan ada pula yang parkir tepat didepan lorong masuk pintu Universitas PGRI palembang, yang beralamat di Jl. Lorong Gotong, 11 Ulu, Kec. Seberang Ulu II, Kota Palembang, Sumatera Selatan

Slip On, si sepatu tanpa tali itu berjalan di pinggir trotoar pemilik nya asyik menendang nendang botol minuman kaleng bunyi kontang nya mengundang perhatian orang yang lalu lalang, ada saja mata tertarik menatap ulah nya namun ia tetap tak perduli, sibuk dengan langkah nya juga botol kaleng nya. sebuah tangan merebut sigap si kaleng lalu memasukkan nya ke dalam tong sampah yang duduk manis dibawah pohon pucuk merah

"Ahh icha, asik tau..... "

"kamu yang asik, aku nanggung malu"

"gabut.... "

"ada aku disini, kamu masih gabut, makanya otak jangan cuma dipake buat si Franz aja, pikirin sekitarAila pemilik slip on itu terkekeh, ntahlah dia sendiri bingung kenapa semua hal dalam dirinya dunianya hanya Franz, Franz, dan Franz seperti tidak ada yang lain saja, seakan mati rasa di dadanya...

mereka berdua jalan kaki berangkat dari kontrakan menuju kampus, tempat tinggal mereka tidak terlalu jauh hanya sekitar 25 menit berjalan kaki menuju kampus, kontrakan mereka terletak di Jl jaya indah, kelang 2 gang dari tempat mereka kuliah

nanti kamu langsung bebas Pustaka Ai?? "

"iya lah, udah jam berapa ini... begitu sampai aku langsung ke perpustakaan, nge cap terus lanjut ke lab matematika buat konsultasi sama pak nurul...

" Alhamdulillah kalau begitu rutemu, jangan sampai nyimpang ya bebsss... "

"ih, emang mau nyimpang kemana?? "

"biasanya aku sering lihat kamu dah nongkrong aja di depan kelas yayang persis pemulung, hahaha"

"dih, mana ada aku begitu.... "

"lah emang iya, banyak lo teman teman yang gosipin kamu, mereka bilang Aila udah kayak orang bego ditololin adik kelas.... "

"hah? separah itu kah??? "

"iya, parah sekali sumpah"

Aila menghela nafas gusar, dia sebenarnya merasakan kebenaran atas apa yang sudah disampaikan icha, tapi anehnya dia tidak mampu berkutil, seperti kerbau yang di cucuk hidungnya, di beri tali dan bisa diseret ke sana juga kemari...

"semoga aku gak lagi begitu cha, kali ini aku akan berusaha melawan alam bawah sadar ku... "

"iya, aku percaya semoga gak cuma omdo ya bebs.."

" omdo? "

"omong doang"

"hahahaha... "

langkah langkah itu mulai memasuki gerbang kampus tempat mereka kuliah dan saat ini tengah mempersiapkan tugas akhir mereka yaitu skripsi.

sepanjang jalan kiri dan kanan mulai banyak pedagang, mulai dari penjual aksesoris, baju, hingga kuliner. pos satpam gedung guru diisi beberapa mahasiswa dan mahasiswi yang tengah asik bercengkrama, susah ditebak apakah mereka pacaran atau sekedar sayang eh

jalan menikung, mereka memasuki gedung pertama nampak Chilider SMA PGRI tengah berlenggak lenggok melatih tubuh agar mendapatkan gemulai nya gerakan yang tepat, nampak kakak mahasiswa menahan nafas melihat tubuh segar adik adik SMA. Aila mengerling ke kiri perlahan netranya berlari ke lantai 2, nampak satu dua mahasiswa yang dikenalnya berdiri berjejer menatap jalang kebawah

ada sahabat Franz disana, ranto sedangkan Franz mungkin ada didalam bersama Anna sang mantan tersayang, Aila menghela nafas berat. icha meliriknya sekejap

"Yakin gak mau keatas dulu laaa... "

"nggak usah.. "

"bener? "

"iyaa, ih"

"hmmm, gak apa apa kok, bentaran aja, kayaknya gak ad adosen tu... "

"bebas Pustaka ku lebih penting"

"dih, 2 menit aja lo, gak masalah kalau mau nemuin aaabiib mu itu.... "

"capek naik tangga"

"dih, tumben"

"harus membiasakan diri untuk sayang sama diri sendiri... "

"ciee elah"

"pegel tau, nak turun tangga"

mereka asik mengobrol, tanpa sadar Franz sudah berdiri di pembatas kelas nya, memanggil manggil Aila, rupanya Ranto bergegas masuk kedalam memberi tahu Franz kalau sudah sampai aila kampus. namun yang dipanggil tidak mendengar akibat hiruk pikuk anak SMA yang sedang berlatih Chilider...

Franz hanya bisa menatap tubuh Aila yang menghilang di balik gedung Fakultas Geografi, tangan nya mengepal kesal lalu masuk dan tak lupa salah satu kursi malang jadi korban terjangan nya.

Anna menatap Franz pilu, sudah sangat besar cinta mu pada wanita itu Franz? hingga membuat mu seperti orang gila hanya karena dia tidak menampakkan wajahnya dihadapan mu, sangat istimewa nya dia dihati mu Franz... "

Ann meringis getir, hubungan nya yang hampir setahun lenyap begitu saja karena kehadiran Aila, si kakak tingkat yang hampir wisuda. Aila dengan senyumnya, keramahan dan juga supel membuat mata Franz berbinar tiap kali satu mata kuliah.

kala itu Franz hanya mampu tertunduk, menggores penampilan nya dikertas lalu menggambar anime tiap kali si kakak tingkat datang, mencuri curi pandang dengan hati yang gelisah ketika si kakak di ganggu laki laki lain, apa daya hanya menunduk disudut bersama kusno aji dan Ranto. hingga satu hari si kakak meminjam buku bergambar anime jya, kakak manis itu menyukai coretan nya bukan main hati terasa terbang dan berbung bunga. namun Franz harus menyadari kenyataan bahwa dia sudah menjalin kasih dengan teman sekelasnya sendiri ' Anna'

Franz duduk dikursi dan menelungkup kan wajahnya dibalik meja, di pejamkan nya netra itu untuk sekedar merajut mimpi atau menenangkan diri, Aila nya sudah sibuk dengan skripsi semoga semua berjalan baik baik saja.

Dua gadis manis berjalan beriringan, digedung C tepatnya ruang Program studi berkumpul. Yuricha menuju Ruang Prodi Matematika sedangkan Aila menuju Gedung H, disana terdapat perpustakaan dan lab matematika berikut tempat berkumpul nya mahasiswa olahraga.

kembali ia menatap langkah sepatunya, menjejak pasti, besar harapannya semoga bebas Pustaka kedua ini lancar tanpa hambatan, gedung perpustakaan itu berbentuk buku didepannya, difasilitasi lip selain tangga agar memudahkan warga kampus menuju ruang perpustakaan

aila malas menganti lip, tangga sangat lengang lagian cuma dilantai dua, tidak akan mematahkan kakinya hanya untuk sekedar terbang kesana.

Ruang itu masih sepi, ada bu ema tengah mengobrol dengan dosen yang lain saat netra mereka bersitatap...

"ehhh aila, sampe sini juga kamu... "

"hahaha ibu, bisa saja... "

"sudah kelar ya bab mu, "

"sudah bu, ini tinggal bebas Pustaka"

"okee kudu semangat, jangan semangat nya nongkrong di depan kelas Franz aja"

Aila tertunduk malu, rupanya sudah seterkenal itu perbuatan nya, tak enak juga hati

"Ai, ibu duluanya ya, kamu gak perlu tandatangan kan? "

"oh, iya bu... anu enggak buk, nanti pas habis sidang baru minta tanda tangan"

"wah, kalau itu masih lama... "

"iya bu.... "

bu ema menghilang dibali pintu, menuju ke ruangan yang bersebrangan dengan perpustakaan,

Aila mengutak atik tasnya, mengeluarkan pena dan buku yang hendak disumbangkan. bu Lastri penjaga perpustakaan dengan sigap melayani nya, Aila cukup dekat dengan penjaga perpustakaan itu sehingga cepat dilayani,

"sudah semua dek... "

"iya yuk, beres... "

"coba dari dulu kamu begini, pasti sekarang sudahs selesai.... "

"ndak tau yuk, rasa pengen maki maki diri sendiri... "

"ya wes lah, anggap ini udah suratan aja"

"iya yuk.... "

"Abis ini mau kemana kamu? "

"ke lab matematika yuk, "

"ohh, keruangan pak nurul ya... "

"ia yuk, mau konsultasi sidang... "

"sippp, semangat yaaa. jangan semangat nya pas duduk di depan kelas si fulan"

Aila nyengir, berita tentang nya sedang menjadi tranding topik. setelah semua keperluan nya di perpustakaan selesai ia hendak menuju ruang Lab matematika. netra Aila menatap sekeliling, tanpa sadar sekitar sudah mulai ramai...