Keesokan harinya..
"Hoaammm...!!" Lian menguap seraya meregangkan ototnya, ia merasa lelah karena kali ini tidurnya terasa lebih lama. Dengan masih posisi berbaring dan berselimut gadis itu meraba meja nakasnya untuk melihat jam weker.
"Astaga..!! mampus Aku.. kenapa udah jam segini aja..!!" Lian terlihat panik ketika jarum pendek pada jam weker tersebut berada di angka 9.
"Pasti Nuna marah banget nih..!!" Ujarnya seraya menyibak selimut dan turun dari ranjang.
"Tapi kayaknya pagi ini sepi-sepi aja..!! biasanya kan suara Nuna udah kaya kaleng rombeng kalo bangunin Aku." Lian berkacak pinggang seperti memikirkan sesuatu.
"Atau.. Apa emang Aku nya aja kali ya yang tidak mendengarnya..!!" Gadis itu menghampiri pintu kamar, ia kemudian menempelkan telinga kanannya untuk memastikan pagi ini suara wanita itu bergema seperti biasa jika dirinya belum keluar dari kamar.
"Anteng-anteng aja siihh...!!" ucapnya lagi seraya menghendikan kedua bahunya. Lian kemudian membuka pintu menuju balkon, ia kembali menguap dan meregangkan kedua tangannya ke atas.
"Pantesan aja sepi.. orang mobilnya juga tidak ada, pasti Nuna udah berangkat ke rumah bordir..!! Tumben pagi-pagi sekali" Lian kemudian keluar dari kamar menuju dapur untuk mengambil air minum. Di sana ia melihat Uncle Fredly yang sedang membuat nasi goreng, seperti biasa ia selalu menyiapkan sarapan untuk Lian dan Nuna Shaqie.
"Tumben jam segini Uncle baru bikin sarapan, emang tadi pagi Nuna tidak sarapan..??"
"Mana Uncle tahu..!!" Laki-laki itu tidak menoleh, ia tetap sibuk dengan pekerjaannya.
"Aneh...!! Tadi pagi juga sepertinya Nuna tidak membangunkan Mai, Uncle !!"
"Ya iyalah.. Orang dari semalem Nuna tidak pulang ko..!!"
"Apa.. ?? yang bener Uncle.. !! tidak biasanya Nuna seperti itu..!!" Lian terperanjat, ia tidak percaya karena Nuna biasanya selalu pulang meski tengah malam maupun dini hari.
"Iya Uncle juga bingung..!! tapi kamu lihat sendiri kan mobil Nuna belum ada ??" Laki-laki itu kemudian membawa dua piring nasi goreng untuk dirinya dan Lian.
"Sarapan dulu.. nanti kita cek ke sana..!!" Lanjutnya lagi. Tidak lama kemudian Nuna Shaqie datang.
"NUNA..!!" Ucap keduanya serentak. Wanita itu terlihat lelah, ia berjalan sembari memijat-mijat tengkuk dan mengelus leher sampingnya.
"Kamu belum berangkat sekolah Mai.. ??" Wanita itu bertanya ketika sampai di hadapan Lian, sedang gadis itu nampak bingung dengan pertanyaan sang Nuna.
"Bukankah dia sendiri yang ngelarang Aku buat sekolah lagi..!! kenapa sekarang malah nanya kaya gitu..!!" Lian hanya membatin.
"Oh ya Nuna lupa, kamu kan tidak sekolah karena Nuna larang..!!" Wanita itu kembali berkata seakan menjawab kebingungan Lian
"Mulai besok, Kamu boleh sekolah lagi.. Nanti Nuna urus Administrasinya..!!"
"Nuna sedang tidak mabuk kan..??" Gadis itu skeptis, ia masih tidak percaya.
"Nuna serius Mai, silahkan lanjutkan sarapannya.. Nuna ingin istirahat..!!" Wanita itu beranjak naik ke atas.
"Apa Nuna tidak ingin sarapan dulu..??" Fredly menawarkan.
"Tidak usah.. Aku sangat lelah..!!" Tolaknya dengan lembut seraya menggoyang-goyangkan tangannya, Ia refleks melepas pegangan tangan di lehernya hingga tanda itu terlihat jelas oleh Fredly. Keduanya langsung tersenyum canggung sedang Nuna sendiri langsung mempercepat langkahnya menaiki tangga.
"Kemasukan setan apa Nuna pagi ini..?? kenapa sikapnya berubah lembut..??" Lian masih nampak bingung.
"Yang pasti setan itu lebih ganas dari Nuna..!!" Fredly berspekulasi, ia tersenyum geli. Apalagi ia belum pernah melihat Nuna seperti itu sebelumnya, Meski sering menggodanya namun Fredly tidak pernah melihat Nuna Shaqie melampiaskan hasratnya kepada laki-laki lain.
"Maksud Uncle apa..??" Gadis itu masih belum mengerti.
"Sepertinya Nuna Shaqie sudah menemukan pawangnya..!! Kamu tidak lihat tanda di leher Nuna tadi.. ??"
"Maksudnya kiss Mark..?? di leher Nuna..??"
Fredly hanya mengangguk pelan.
"Jadi Nuna semalem tidak pulang karena..??" Gadis itu langsung menutupi mulutnya, sementara Fredly tersenyum menyeringai.
"Tidak mungkin..!!" ucapnya lagi.
"Bukankah itu bagus..!! Lihat aja sikap Nuna terhadap mu, beliau sudah mulai melunak." Fredly mengingatkan.
"Bagaimana jika itu hanya sesaat, besok bisa saja Nuna berubah pikiran lagi..!!"
"Kita berdoa saja Mai.. siapa tahu Nuna memang sudah berubah baik!!" Lian hanya meresponnya dengan Anggukan.
* * *
Siang hari dikediaman tuan James..
"Bagaimana respon Nuna Shaqie paman..?? Apa beliau setuju..??" Sama seperti keadaan Nuna, Tuan James pun masih terlihat lelah. Bagusnya Kenza datang ketika siang hari, di mana Laki-laki itu sudah beristirahat meski cuma sebentar. Coba jika ia datang di pagi harinya mungkin tuan James tidak akan merespon kedatangan pemuda itu karena badannya sudah sangat tepar.
Maklum 25 tahun tidak bertemu membuat keduanya hilang kendali dan tidak tahu diri, Apalagi saat itu Nuna Shaqie berflash back nya sampai hampir 3 episode jadi maklum saja jika tuan James harus memanjakannya hingga sampai waktu suara Ayam jantan berkokok terdengar. Pukul berapa tuh silahkan hitung sendiri ðŸ¤, belum lagi di tambah sarapan paginya. Yang pasti keduanya hampir tidak tidur sama sekali.
"Paman..!! Kenapa diam.. ??" (Astaga Kenza kamu itu tidak sabaran ya..!! Orang tua masih sedang menikmati sisa-sisa nostalgia nya semalam harus di ganggu juga 😆)
"Kamu tenang saja..!! pelan-pelan paman akan memberinya pengertian untuk bisa melepaskan Berlian. Sebenarnya Nuna Shaqie itu Wanita yang baik, ia hanya kesepian..!!"
"Baik.. ?? paman bilang wanita itu baik.. ?? Dia seorang mucikari yang gemar menjadikan wanita sebagai pemuas laki-laki Paman..!!" Pemuda itu sedikit emosi.
"Dia berbuat seperti itu karena masa lalunya Ken..!!"
"Paman membelanya karena paman masih mencintainya kan..??" Tuan James tidak percaya Kenza bisa bersikap seperti itu, seakan sudah tidak menghormati dirinya lagi.
"Nak Kenza bersabarlah.. Paman akan mengusahakannya. Dia terluka karena keluarga Paman.. jadi Paman harus bertanggung jawab terhadapnya."
"Tapi sampai kapan paman.. ?? Mommy sudah begitu sekarat..!!" Kali ini Kenza melunak.
"Secepatnya..!! beri paman waktu tiga hari..!!"
"Baiklah.. Aku tunggu kabar baiknya." Pemuda itu pun pamit.
Gedung Sekolah Menengah Atas..
"Mai... kamu sekolah lagi.. ??" Zean menghampiri Lian yang baru saja sampai di kelasnya, pemuda itu nampak bahagia.
"Iya emang kenapa.. ?? Tidak boleh ??" Jawabnya ketus.
"Astaga Mai.. kamu itu kalo ditanya Aku suka gitu, tidak ada manis-manisnya..!!" Batin Zean.
"Apa Nuna sudah mengizinkannya..??" Tanya nya lagi.
"Bukan urusanmu..!!"
"Itu sudah menjadi urusan ku Mai, kamu ingat..?? Kamu masih terikat satu kali pertemuan dengan ku..!!" Lian terdiam, sepertinya Nuna belum memberitahukannya bahwa dirinya harus berkencan dengan Zean dua kali dalam Minggu ini. Sementara Laki-laki itu sudah dijelaskan oleh Nuna bahwa dirinya masih berhak atas Lian sampai batas kontrak yang diberikan berakhir Yakni dua kali Kencan. Oleh sebab itu, di saat Kenza atau yang lebih dikenal dengan nama Tuan Kenan ingin menemuinya pun Nuna menolaknya. Padahal Kenza juga menawarkan harga yang cukup tinggi.
"Bodo Amat..!! Ingat... kita masih punya perhitungan soal malam itu !!" Lian mengibaskan rambutnya yang panjang ikal melewati Zean dan kemudian duduk. Ia masih sangat jengkel dengan perlakuan Zean saat itu didalam mobil hingga keduanya terciduk polisi.
Laki-laki itu menggelengkan kepala dan ikut duduk di depan meja Lian.
"Kamu yakin ingin bahas masalah itu sekarang..?? Di sini.. ??" Bisiknya seduktif dengan senyum menyeringai. Lian langsung celingukan memastikan keadaan sekitar, ia berharap saat ini tidak ada yang mendengar perkataannya tadi.
"Kamu..." Gadis itu membuang muka, ia malas berdebat dengan laki-laki itu lagi.
"Aku tunggu nanti malam..!!" Zean mengacak rambut Lian seraya mengedipkan sebelah matanya dan kembali duduk di bangkunya sendiri. Gadis itu hanya melirik sekilas, ia masih terlihat kesal.
"Dasar Zean Bedebah..!!" Ucapnya dalam hati.
"Kenapa Tuan Kenan masih belum bisa mendapatkan hati Nuna, padahal Aku ingin sekali menemuinya.. Dari pada harus menemani si brengsek ini lebih baik Aku kencan dengan tuan Kenan.." Gadis itu masih membatin.