Nathan berjalan di suatu tempat yang begitu indah. Hamparan rumput hijau yang begitu indah dan rapi, serta langit biru seolah menambah keindahan pemandangan itu. Dia melihat Clara duduk di bawah pohon, terlihat muram dalam balutan terusan dress berwarna putih, seperti dress yang terakhir dikenakannya saat sebelum dimakamkan.
"Clara," lirih Nathan, benar-benar ingat bahwa Clara sudah meninggal dan yang dilihatnya mungkin hanya jiwanya.
Nathan mendekati Clara dengan tatapan khawatir, lalu duduk di sampingnya, hendak mengusap air matanya namun langsung dicegah.
"Percuma kamu hapus air mataku karena aku akan menangis lagi dan lagi," ucap Clara dengan tatapan datarnya.
"Tapi kenapa kamu menangis?" tanya Nathan heran, merasa khawatir jika Clara meninggal tapi belum rela meninggalkan dunia manusia. "Aku kira kamu akan berdamai di sisi Tuhan," lanjutnya.
"Aku tidak akan bisa damai, dan sebab aku menangis adalah kamu," ucap Clara.
"Aku?"