Pagi-pagi sekali Clara terbangun karena merasa sangat kedinginan. Dia pun melirik Nathan yang sudah bangun lebih dulu kemudian menyalakan perapian yang berjarak sekitar 5 meter dari tempat mereka berbaring di atas kasur lantai sejak semalam. Suasana masih begitu erotis dengan pencahayaan lilin yang semakin pendek, ditambah lagi dengan api dari perapian yang mulai menyala menambah penerangan ruangan itu.
"Apa tidak ada selimut di sini?" tanya Clara sambil beranjak duduk mengenakan bra, underewar dan jubahnya lagi, namun itu sama sekali tidak membuatnya hangat karena mereka hanyalah kain tipis.
"Tunggu sebentar," seru Nathan kemudian berjalan menuju lorong yang agak gelap hingga tak terlihat lagi.