Chereads / Godaan Pelakor / Chapter 2 - curiga (2)

Chapter 2 - curiga (2)

Sesampai di kamarnya Vina, Aku heran kenapa di kasurnya Vina tidak ada seprai sama sekali, padahal selama dia tinggal disini aku selalu menyediakan apa yang dibutuhkannya.

"..Vin. Itu kasur kok ngga ada seprainya?.." Aku bertanya sambil memperhatikan kasurnya. Aku juga melihat dengan jelas kalau di tengah-tengah kasurnya Vina ada noda merah-merah, dan juga ada seperti bekas elapan air namun sudah tidak terlalu jelas terlihat dikasurnya.

"..Vin. Kasur itu bekas kamu elap pakai air ya?

Apa kamu lagi haid terus nembus sampai kasur?.." Aku bertanya seperti itu karena aku sangat penasaran.

"..Iya, kak. Lagi halangan ke 3 jadi deres dan nembus ke kasur.." Vina menjawab dengan gugup.

"..Kamu udah punya pembalut belum, kalau belum nanti aku kasih ya setelah urut, Kakak masih punya banyak stock soalnya. Nanti aku kasih 2 ball.." Ucapku.

"..Owh iya, kan ini kamu lagi haid berarti ngga boleh di urut dulu ya, di pijit aja mana yang katanya kesleo tadi.." ucap Mbah marmi pada adikku vina.

"..Kaki yang sebelah kanan aja Mbah.." Balas Vina.

Aku segera keluar dari kamar Vina dan meninggalkan mereka berdua, untuk kemudian menyiapkan pembalut di kamarku yang nantinya di gunakan untuk adikku Vina.

###########

Malam harinya, waktu pukul 19.30 malam aku memanggil Vina untuk segera ke kamarku. Rasanya aku sangat ingin sekali menasehati adikku vina banyak hal yang ingin ku sampaikan termasuk cara berpakaian yang sopan. Aku menyiapkan baju bekasku yang masih layak pakai, yang pastinya baju itu sopan dan tidak ketat sama sekali. Sebenarnya aku sangat risih melihat cara berpakaian adikku Vina yang begitu ketat. Tubuh Vina itu sangat bagus di kalangan wanita dan juga memiliki payudara yang indah, maka dari itu aku ingin menasehatinya supaya tidak ada laki-laki yang berbuat jahat pada adikku Vina.

Setelah aku memanggil Vina berulang kali, dia sama sekali tidak menyahut. Aku sempat khawatir dengan adikku Vina karena dari tadi aku memanggil dia tidak menjawab sama sekali, akupun langsung menghampirinya. Di saat aku membuka pintu kamarnya Vina, kudapati dia sedang menunaikan sholat isya. Sontak aku terkejut melihatnya. Setelah Vina selesai sholat aku langsung bertanya.

"..Lho, tadi katanya masih haid hari ketiga. Sekarang kog sudah bisa sholat?.." Aku merasa sangat heran dengan sikap adikku vina, dia terlahir salah tingkah dan gugup saat aku bertanya.

"..Haidku emang nggak lancar kog kak. Tiba-tiba berhenti gitu, terus besoknya haid lagi, gitu Mulu kak.." Adikku Vina menjawab sambil memelintir-melintir ujung rambutnya.

"..Masa masih remaja haidnya Sudah kyak gitu, apa jangan-jangan ada gangguan hormon ya, kamu rajin-rajin minum air putih, supaya lancar haidnya.." Aku memberi saran pada adikku Vina dan dia hanya menganggu saja.

"..Vin aku mau kasih saran buat kamu. mulai sekarang kamu jangan pakai baju yang ketat lagi ya kalau tetap ingin tinggal di rumah ini, kalau kamu pakek baju ketat banget itu paling nggak enak di pandang dan tidak sopan sama sekali. Apalagi kalau kamu pakek baju yang ketat kayak biasanya itu, payudara kamu itu terlihat sangat jelas lo, malu dilihat orang tuh

apalagi di lihat sama ayah mertua. Nih aku punya baju masih bagus untuk dipakai dan nggak ketat buat kamu, jadi kamu pakek baju ini aja dulu, baju kamu yang lainnya jangan di pakai lagi. Dan besok kamu aku beliin baju yang nggak ketat lagi, malu aku kalau kamu pakai baju ketat kayak gitu, apalagi dilihat sama mas revan dan ayah mertua.." Ucapku pada vina.

"..Iya kak. Aku sama minta seprai lagi ya buat ganti.in seprai yang lama.." pinta adikku Vina.

"..Seprai ada banyak di lemari bawah, jadi sewaktu-waktu mau ganti sprei kamu tinggal ambil aja dan nggak usah izin juga ga masalah soalnya ada banyak seprai. Aku sekalian mau tanya lagi, tadi aku sempat lihat di dadamu banyak tanda merah-merah itu kenapa ya?.." Tanyaku.

"..Owh itu tadi aku garuk kak soalnya gatal, waktu itu tadi kayak ada yang gigit gitu entah semut atau apa.." Jawabnya.

Aku lumayan lega mendengar jawaban adikku vina dan langsung meninggalkan kamar Vina.

Kemudian aku menghampiri mas revan yang sedang menjaga Nevan dan Nesa di kamar.

Sesampainya di kamar, mas revan menyuruh aku untuk duduk di dekatnya.

"..Sini sayang aku pingin peluk kamu.." mas revan memanggilku dengan mesra dan aku langsung menghampirinya untuk duduk di sampingnya.

"..Lucu banget ya anak-anak kita ini.." Ucap mas revan sambil menyentuh pipi Nevan Nesa.

"..Iyakan mirip sama mamanya kan mas.." sahutku.

"..Iya ini mirip sama sayangku banget, untung mirip kamu ya. Udah kulitnya putih, mancung lagi idungnya. Coba mirip aku pasti kulitnya nggak seputih ini.." Ucap mas revan.

"..Tapi walaupun kulitnya mas revan itu enggak seputih punyaku, mas revan malah kelihatan ganteng dan gagah. Lakinya tuh jadi kelihatan banget Lo mas.." Ucapku yang sedang memuji suamiku.

Mas revan terlihat seperti tersipu malu dan senyum-senyum. Kemudian dia langsung memelukku dan mengelus-elus rambutku.

"..Mas, tumben mas revan nggak nanya boleh berhubungan malam ini apa enggak? hehe, kan biasanya mas revan nanya terus tiap malam, udah kayak bayi mintak susu.." Ledekku pada suamiku mas revan.

"..iyakan mas sekarang udah sabar nungguin. Lagipula kan sayangku abis lahiran anak kembar, secara normal itu harusnya masih butuh banyak pemulihan dulu kan, yang kemarin-kemarin itu mas cuma bercanda kog, tapi sekarang mas udah tau jadi ya mas sekarang bakalan sabar.." Mas Revan menjawab dengan sedikit senyum menggemaskan.

"..Bercanda tapi kog setiap hari ya mas, hehe semoga aja mas revan selalu sabar ya. Apalagi waktu mengingat kita belum puas pacaran kan. Setelah nikah aku langsung hamil anak kembar, terus kena banyak jahitan lagi kemungkinan sembuhnya masih lama mas. Jadi takutnya mas revan belum puas sayang-sayangan sama aku hehe. Moga aja mas revan selalu setia dan selalu sabar menugguku ya mas.." ucapku yang penuh harap.

"..Iya sayang. Mas selalu sabar kog, yaudah kamu nggak usah mikirin yang enggak-enggak lagi, takutnya kalau kamu banyak kepikiran nanti malah nganggu proses pemulihan kamu lagi.." Balasnya.