Sembari menghadap laptop, lelaki itu mendapat suapan dari istrinya tercinta.
"Masakan Diana enak juga."
"Kamu tidak pernah memberikan pujian untuk masakanku," jawab Amira.
"Sayang, jangan mulai deh. Berapa banyak pujian malah gak terhitung dengan angka. Setiap memasak, merias diri, pakaian baru, masih kurang juga? Gak mungkin 'kan kamu iri sama Diana?"
"Semua itu gak ada artinya kalau kamu masih puji masakan wanita lain. Aku merasa gak dihargai kalau kayak gini. Mulai sekarang, aku akan membuatkan kamu bekal makanan dari rumah. Jadi, kamu gak perlu keluar untuk makan. Tenang saja, aku akan bangun lebih awal dari biasanya," ungkap Amira.
"Tidak perlu sampai seperti itu, sayang."
"Kenapa? Kamu malu kalau dilihat sama orang kantor? Gampang saja siapapun yang berani menghina kamu, langsung pecat gak pakai lama!" geram Amira.
"Siapa yang bilang begitu? Aku hanya ..., baiklah jika itu keinginan kamu."