Sampai acara berdoa selesai, barulah wanita itu dikeluarkan untuk ikut hadir dalam pemakaman. Namun, karena tak sanggup menyaksikannya Amira kembali menjadi beban untuk keluarganya, karena dia pingsan saat pemakaman baru setengah jalan.
Wanita itu kembali terbaring di atas ranjangnya.
"Anxel!!" Amira bagaikan orang gila yang berteriak-teriak dari dalam kamarnya.
"Kalian semua tega!! Jahat! Biarkan Anxel sendirian di dalam tanah!"
Satu hari berlalu.
Para sahabatnya selalu datang ke rumah wanita itu, untuk menghiburnya. Sayang, Amira tak pernah mau menemui mereka, dan lebih memilih berada di dalam kamarnya memeluk pakaian sang suami. Bahkan, Lyra pun sampai tak terurus olehnya dan semuanya serba sang mama yang merawat gadis kecil itu.
"Menurutku, kita harus mendatangkan hiburan buat Amira. Terlalu jenuh berada di dalam kamar sendirian, malah membuat dukanya semakin dalam," ucap Juna.
"Kamu punya ide?" Diana melemparkan tatapan penuh harap kepada kekasihnya.