Amira lupa memberitahu kepada mamanya, payung yang dipakai wanita itu kelihatannya sedikit berlubang dan beberapa penyangga sudah rusak. Wanita itu membawa payung baru, yang dia beli beberapa menit lalu.
"Mama mana ya, hujannya makin lebat. Pak, tadi ada wanita masuk area makam sini gak?"
"Waduh, saya gak lihat, mungkin lewat pintu samping."
"Ya sudah Pak, permisi ...."
Amira masih mengumpulkan niat untuk memasuki pintu itu. Rasa merinding menyelimuti tubuh, tidak ada satupun orang di sekitar sana.
Kakinya selangkah masuk, kedua matanya langsung bertemu dengan sosok yang dicari, tengah berbaring diterpa air hujan.
"Astaga, Mama!"
"Ma, bangun, tolong! Tolong!!"
Di rumah Amira.
Wisnu baru saja sampai, dia sengaja datang lebih awal dari jam yang sudah dijanjikan. Lelaki itu melihat Nek Ratna, yang kini duduk bersama dengan seorang bayi dalam pelukannya.
"Orangnya tidak ada di rumah. Mereka pergi ke makam."