"Terima kasih," hanya itu yang terucap di bibir Naya.
"Selamat ya, sayang."
Naya terkejut ketika mendengar suara Bram. Saat ia menoleh ke belakang, ternyata benar. Bram ada disana. Tidak, bukan hanya Bram. Tapi Fania, Asih, Daris, dan keluarganya yang lain ada disana.
"Kalian?!" lirih Naya penuh haru.
Fania pun mendekap Naya dengan erat, "Iya, sayang. Kami ada disini. Kami datang untuk mengucapkan selamat kepadamu. Terutama ayahmu. Dia ingin mengatakan sesuatu." tutur Fania dengan lembut.
Pandangan Naya pun menoleh ke barisan belakang. Ia sangat sedih ketika Daris berjalan ke arahnya dengan tatapan yang sangat dalam. Dalam batinnya pun ia bertanya-tanya kenapa ayahnya bisa sampai datang? Apa semua sikapnya sudah berubah?!
