Dito menoleh ke arah Naya. Ia tidak tahu kenapa Naya bisa menitikkan air matanya, dan nanti ia akan tanyakan setelah Mauren tidak lagi mendekapnya.
"Mungkin kakak khawatir sama kamu, cantik. Makannya kamu harus kuat, ya. Kamu harus sembuh," tutur Dito dengan penuh kelembutan.
Mauren mengangguk dengan manja, "Mauren akan cepet sembuh ko, ka. Asalkan ka Dito datang setiap hari kesini." pintanya. Dito tersenyum mendengar permintaan adik Naya ini, "Mauren cantik, jangankan setiap hari setiap waktu pun kakak akan ada disini. Karena sebentar lagi kakak akan tinggal bersamamu," tuturnya.
Seketika wajah Mauren berubah drastis, kepucatan yang terlihat beberapa waktu terakhir sudah tidak nyata lagi. Ia senang mendengar Dito mengatakan itu, dan ia semakin menatap wajah Dito dengan tatapan yang dalam.
"Sungguh?! Kakak akan tinggal disini?"
Dito mengangguk membenarkan.
"Satu rumah bersamaku? Bersama kak Naya? Bersama Nanta?" tanyanya lagi.