[Calon istri, lebih baik kamu matikan saja panggilannya. Telingaku rasanya panas karena ocehannya.]
Dito mengirim pesan kepada Naya. Meski mereka dekat, tapi Dito ingin segera mengakhiri ketidaknyamanannya.
[Calon suami, ini coach aku. Meski dia sangat ngeselin, tapi gak sopan kalau dimatikan sepihak.]
Naya menjawab pesan dari Dito. Karena tidak ingin ada keributan tambahan, akhirnya Dito menyerah sambil menutup kedua telinganya dengan bantal leher yang tersedia disana. Ingin rasanya Dito melempar Bianca dengan bola kasti, tapi apa daya ia tidak bisa melakukan itu meski ada alatnya.
"Naya! Kamu dengar aku tidak?" bentak Bianca yang juga kesal karena Naya belum juga sampai. Padahal bukan hanya dirinya yang belum tiba di pelatihan Beno, melainkan pelatih yang lain yang juga belum berpartisipasi akan undangan yang disebarnya.