"Naya kami pergi dulu, ya. Jaga diri kamu baik-baik, jangan sampai pikiranmu ternodai sedikitpun. Ingat! Kamu menantu mama dan papa, kalau ada yang berani melukaimu, laporkan langsung." Fania mengelus pundak Naya dengan lembut.
Dengan cekalan yang kuat di akhir pembicarannya, Fania menyatakan jika Naya harus lebih kuat dari sebelumnya. Karena ia yakin jika Bianca tidak akan tinggal diam setelah dirinya mengungkapkan kebusukannya. Fania tidak akan lagi memberikan Bianca tempat tinggal sampai kapanpun.
Naya mengangguk dengan anggukan yang sangat berat, ia paham dengan cekalan kuat di pundaknya. Dengan itu ia meraih tangan Fania untuk menciumnya. Meminta doa dan restu untuk kelancaran hidupnya selama di dunia.
"Sekarang Naya Cuma punya satu mama, dan mama menjadi harapan Naya untuk selalu mendoakan di setiap hembusan nafas. Maafkan Naya jika kemarin Naya tidak kuat menghadapi kenyataan, sehingga cucu mama pergi mendahului kita." Ungkap Naya dengan raga yang rapuh.