"Kamu mau ini?" Naya menawari pudding kesukaannya.
Seno tidak menjawab, ia tetap menatap layar handphone-nya yang menampilkan beberapa foto bayi mungil dengan berbagai hiasan di kepalanya. Naya yang melihat itu memintanya untuk tidak mencuekkannya seperti itu, ia perlu jawaban Seno agar puddingnya tidak habis olehnya.
"Mas, ayolah jawab pertanyaanku." Pinta Naya lagi.
Seno menoleh, ia menatap lekat wajah Naya yang terlihat pucat dan mata sedikit bengkak karena tangisannya akan kepergiannya dari Dito. "Kamu marah sama aku? Maafin aku, aku benar-benar syok dengan kehadiran Dito. Aku jadi tidak terkontrol dan malah menangisinya." Ungkap Naya jujur.
Bukannya merespon ucapan istrinya, Seno malah kembali berpaling dan melihat foto bayi tadi. Naya bingung bercampur kesal, ia menyandarkan punggungnya dan tidak lagi memakan pudding yang ia makan tadi.
