Tepat di sepertiga malam Naya bersimpuh lemah di atas sajadah, ia menengadahkan kedua tangannya untuk meminta keyakinan hati. Jika dipandang secar kacamata pribadi, dirinya menerima Seno sebagai suaminya itu sangat mustahil karena sebelumnya ia pun membencinya yang terbukti memiliki niat buruk terhadapnya. Namun kacamata lain membungkam kacamata pribadinya, ia dibuat heran karena ternyata hatinya cukup mudah untuk menerima Seno berada di hidupnya.