Naya mendengus kesal, tatapannya mengarah tajam kepada Seno yang masih menunjukkan wajah puasnya. "Kenapa liatnya seperti itu? Bukannya kamu memberikan handphone itu padaku? Lalu apa masalahnya?" tanya Seno.
Naya tak menjawab, ia terlihat masih syok dengan keberanian Seno yang benar-benar di luar dugaannya. Dengan cepat Naya pun menjauh dari Seno dan kembali ke sofa sebelumnya, ia mengacuhkan suaminya itu yang terus menyeringai penuh kemenangan. Tanpa ingin membuat Naya acuh, Seno bangkit dan duduk di sampingnya. Ia memanggil Naya beberapa kali untuk mengecek apakah istrinya itu benar-benar marah atau hanya sekedar mencuekkannya saja.
"Tujuannya apa tadi?" Seno terus bertanya. Tapi Naya tak kunjung menjawab, ia hanya memainkan handphone-nya dan fokus pada apa yang sedang ia lakukan.