"Aku minta maaf," ucap Rigel ketika memandangi Leandra yang akan tertidur.
"Hah?" Leandra pura-pura tidak mengerti.
Kini Rigel semakin lekat memandangi Leandra, bahkan ia tersenyum. Biasanya senyuman Rigel inilah yang membuat Leandra selalu luluh, dan susah ia kendalikan sendiri. Senyuman Rigel ini memang sangat mematikan bagi Leandra.
Namun, Leandra mamlingkan wajahnya ia enggan melihat dan dilihat oleh Rigel.
"Kenapa membelakangiku?"
"Kamu tahu aku ini baru pemulihan kan? Aku mau tidur," jawab Leandra alih-alih untuk menyelematkan dirinya dari pandangan Rigel.
Rigel pun mengangguk-anggukkan kepalanya dan kini mulai menepuk-nepuk bahu Leandra agar tertidur layaknya sedang meninabobokan anak kecil pada Leandra.
Keesokan harinya, Leandra sudah terbangun lebih pagi dari biasanya, saat terbangun ia menggeliat secara tidak ada sadar yang berbunyi seperti sobekan.
Krek! Mata Leandra membelalak dan mulai nyengir sendiri, ia lupa jika ia masih memiliki luka yang belum sembuh.