Rigel pasti tahu dengan jelas, ia mampu membaca wajah istrinya yang tadi sempat kesal juga pasti memiliki rasa kesedihan di dalam hatinya.
"Lea, are you okay?" Tanya Rigel seraya menatap wajah Leandra.
Leandra hanya menganggukkan kepalanya dan berusaha untuk tersenyum. Ia mulai berjalan ke arah rumah kembali, namun terus diam tanpa mengatakan apa pun.
"Jangan dengarkan apa yang orang lain katakan, semuanya lasti sudah diatur sama Tuhan."
"Iya, hanya kesal saja."
"Wajar saja kalau kamu kesal, ini bukan untuk kamu tapi aku pun juga merasa begitu. Karena kita hidup berkeluarga ini berdua, bukan hanya salah satu orang saja."
Akhirnya mereka kembali ke dlama rumah. Rigel menyiapkan sarapan Leandra.
"Nanti saja Rigel, aku bisa kok."
"Sekalian saja, sebelum aku pergi ke rumah sakit."
Setelah itu Rigel mengambil tasnya di kamar dan juga kunci mobilnya.
"Aku tinggal eggak apa-apa kan?"
Leandra menganggukkan kepalanya.
