"Mas.. Kania berangkat dulu iya," ucap Kania berpamitan kepada sang suami setelah membersihkan peralatan makan mereka pagi ini.
Devan yang sedang mengambil jas kerja yang tersampir di sofa ruang tengah menautkan alis melihat sang istri tampak tergesa pagi ini. "Kenapa kamu tergesa sekali sayang? Memangnya kamu ada acara apa di kampus hari ini sayang?"
"Kania mau cari cowok tampan mas –" Kania tidak melanjutkan ucapannya karena satu jitakan kini telah mendarat di kening Kania dari sang suami.
Pletak..
Kania mengaduh kesakitan setelah mendapatkan sentilan dari sang suami. Kania mengusap keningnya yang kini terasa sedikit panas. Walaupun sentilan sang suami tidak terlalu keras, namun tetap terasa panas di kening Kania saat ini.
"Sakit iya sayang? Mana yang sakit sayang?" tanya Devan.
Kania berdecak kesal. "Kalau sudah tahu sakit. Kenapa mas pada menyentil kening Kania. Kalau cemburu bilang mas. Bukan main sentil kening orang."