"Ayolah, kenapa sulit sekali meyakinkanmu? Aku tak perlu menyamakan masa yang ada. Pada intinya sama-sama jalan berdua dan perasaan yang aku punya itu berbeda. Kamu harus mengerti bahwa tak ada wanita yang bisa membahagiakanku selain kamu dan mama."
"Oh- manis sekali. Saking manisnya hingga aku mau muntah mendengarnya," ledek Ines dengan gaya pura-pura mual. "Buaya siapa sih kok dilepas? Aduh, mana berisik banget lagi."
Haha, sial! Lelucon macam apa itu?
"Ck, kenapa sih? Aku bukan buaya dan aku nggak membual. Sungguh aku berkata jujur. Ya terserah kamu mau percaya atau tidak. Yang aku tau, aku bahagia saat ini. Bisa jalan bareng kamu, memperbaiki hubungan kita meski belum jadi apa apa, ya at leats aku bersyukur ada peningkatan dari pada sebelumnya."
Dalam hati Ines terenyuh. Ia tau Saga tak bohong, tapi kata-kata pria itu terdengar terlalu manis.
Tau kan kalau sesuatu yang berlebihan itu tak baik?
"Ambil fotoku," sela Ines tiba-tiba.
"Ah- oke. Di mana?"