Naraya menunggu dengan tak sabar makanan yang ia pesan kepada Sakha tadi. Sungguh, entah kenapa saat baru bangun tidur siang tadi rasanya dia ingin memakan sesuatu yang berkuah dan pedas. Lalu kemudian dia teringat dengan makanan yang bernama seblak dan kebetulan dia juga mengingat adanya tempat seblak yang tengah viral-viralnya jadi Naraya benar-benar penasaran.
Dia sudah membayangkan betapa lezatnya seblak itu masuk ke dalam mulutnya dan berjalan ke perutnya. Naraya menjilati bibirnya. "Enggak sabar mau makan seblak. Udah berapa lama ya aku makan seblak?"
Sangking tak sabarnya dia, Naraya sampai berdiri di ambang pintu dengan bibir yang senyumnya terkembang sempurna. Dia benar-benar tidak sabaran. Dengan tangan yang mengelus perut, Naraya menunggu Sakha untuk pulang bersama dengan pesanannya.
"Kak? Kok berdiri di pintu? Duduk, dong. Jangan sering-sering berdiri."