Perjalanan menuju rumah baru ternyata tidak seberat yang Naraya kira. Apa mungkin karena Sakha dan Renjana yang berusaha mengajaknya bercanda meskipun berujung bertengkar? Atau Poppy yang terus menempel dengannya dengan cara tidur di paha Naraya? Apa mungkin karena foto-foto yang mereka ambil dengan bagus sebelum Naraya pergi? Entahlah, Naraya sendiri tidak tahu. Yang pasti, yang manapun alasannya, dia senang bahwa dia tidak begitu memikirkan tentang rumah ibu angkatnya.
Naraya juga senang dia tidak sedih. Justru seolah-olah hatinya tengah berkata, bahwa sekarang adalah waktu yang tepat untuk lepas dari sangkar yang ia buat sendiri. Sudah saatnya dia melangkah maju, meninggalkan trauma mendalam dan melihat dunia luar. Langkah ini memang kecil, hanya sekedar pindah rumah, tapi bagi Naraya ini adalah langkah besar.
Yang lebih membuat Naraya bahagia adalah, dalam usahanya melangkah itu ada orang-orang yang ia cintai mendukungnya.
