"Itu!" Naraya menunjuk toko tua itu. "Aku mau ke toko buku itu!"
Belum Sakha berbicara, dan bahkan tanpa berpamitan, Naraya langsung turun dan meninggalkan Sakha sendirian di dalam mobil. Sakha mengembuskan napas panjang dan berat.
"Dia kenapa, sih?" Sakha menatap punggung Naraya yang tertelan oleh pintu kaca tua itu.
Mobil hitam mewah yang masih mengkilat itu tidak beranjak satu inci pun. Kenapa? Itu karena dia masih merasa curiga kepada Naraya. Tidak mungkin hampir tiap minggu dia datang ke kota hanya demi ke toko buku tua.