Musik ballad mengalun lembut menemani para pengunjung cafe es krim siang itu. Pengunjung tidak terlalu ramai, dan Sakha suka itu karena dia juga tahu kalau Naraya menyukai tempat-tempat yang tidak ada keramaian manusianya alias Naraya itu makhluk anti sosial.
Tiga mangkuk kecil es krim diletakkan di atas meja dan Renjana serta Naraya langsung duduk kemudian melahap makanan dingin itu.
"Kalian nggak bohongin aku kan?"
Renjana dan Naraya langsung tersedak. Mereka kemudian saling pandang. Di bawah meja, Naraya menendang pelan kaki Renjana, menyuruh perempuan itu untuk menjawab.
Mata Renjana melotot, dia inginnya Naraya yang berbicara. Tapi kenapa Naraya malah menyuruhnya untuk berbicara?
"Kok kalian diam aja?" Sakha memicing curiga. Pria itu menatap isi mangkuk es krimnya yang jauh lebih sedikit daripada milik Naraya dan Renjana. "Kalian bohong, ya?"
Naraya dan Renjana langsung duduk tegak, mereka menggeleng kuat. "Enggak, kok!" jawab mereka serempak.