Sakha meregangkan otot-ototnya yang tegang. Pria itu melirik punggung tangannya yang terbalut kain kasa bekas ditusuk jarum infus.
Senyuman tipis mengembang di wajah tampan itu. Akhirnya dia bisa bebas dari rumah sakit ini. Tidak ada lagi seragam pasien, tidak ada lagi obat, tidak ada kasur sempit, dan yang paling penting tidak ada bubur hambar! Sakha terbebas dari mereka semua!
Perasaan senang membuncah di hati Sakha. Tidak pernah dia sebahagia ini bebas dari sesuatu. Eh, tentu saja pernah, bebas dari Renjana misalnya. Kenapa Sakha bisa melupakan hal itu, ya?
"Sakha, udah siap?"
Sakha menoleh menatap Naraya yang juga sudah terbebas dari seragam rumah sakit. Mereka sama-sama dipulangkan. Bila Naraya sudah tidak memerlukan perawatan lagi, maka Sakha masih dirawat jalan.
Sakha mengangguk dan menutup tasnya. "Udah, yuk."