"Renjana udah sadar, Naraya."
Satu kalimat itu langsung membuat Naraya duduk tegak dan langsung meloncat ke lantai. Perasaan senang serta leganya membuncah, seperti kembang api yang baru diletuskan ke langit, Naraya sangat senang.
Sakha mengernyit heran. Pria itu ikut panik dan menahan lengan Naraya yang hendak melangkah lebih jauh. "Kenapa? Mama bilang apa? Renjana kenapa?" Pria itu memberondong Naraya dengan berbagai pertanyaan tapi dengan satu topik yakni Renjana.
Senyuman Naraya merekah, perempuan itu tanpa sadar menangis. "Renjana udah sadar." katanya dengan nada luar biasa lega.
Sakha langsung mengembuskan napas lega. "Syukurlah," gumamnya. Jujur saja dia takut kalau Renjana tidak akan bangun lagi. Karena Renjana sampai pingsan, dan Sakha sangat khawatir.
"Kamu mau ikut aku ke ruangan Renjana?"
Sakha mengangguk.