[Malam itu, malam dimana Raka dan Renjana bertemu]
Raka berdiri di depan pintu rumah yang selama ini sudah ia tinggalkan selama bertahun-tahun hanya demi kabur dari rasa duka yang menyedihkan. Dan kini dia berdiri dengan jantung yang berdegup penuh kecemasan takut kalau adiknya kenapa-kenapa karena tidak menjawab panggilan darinya.
Naraya biasanya selalu mengangkat panggilan dari Raka. Kalaupun tidak diangkat, maka Naraya pasti akan menelepon kembali. Tapi ini sama sekali tidak ada dan Raka jelas khawatir karenanya. Tanpa mengingat apapun lagi, Raka mengangkat tangannya dah mengetuk pintu kayu di depannya.
Baru terbuka separuh mulut Raka hendak memanggil nama Naraya, tapi pintu sudah terbuka. Mata Raka melebar selebar-lebarnya sangking kaget melihat siapa yang ada di depan mata.
